prilaku menyimpang anak dan remaja



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Ibarat Pepatah jatuhnya buah tidak jauh jauh dari pohonnya,begitu pula perilaku anak dan remaja yang mana mereka mempunyai prilaku yang menyimpang sama halnya dengan prilaku kakak,sepupu bahkan orang tuanya ,yang mana mereka berada di sekitar daerah perkumpulan orang yang bersuku toraja,yang mana di daerah tersebut di kenal sebagai tempat permukiman orang yang rata rata bersuku Toraja,jika ingin mencari atau bertemu dengan orang toraja tidak salah lagi jika mencarinya di daerah tersebut.
Kecamatan tanjung Redeb Kabupaten Berau,Tepatnya di jalan Delima kecamatan tanjung redeb kabupaten Berau ,dimana di daerah tersebut katakana saja orang yang tinngal di jalan Delima tersebut rata rata merupakan perkumpulan orang yang bersuku Toraja yang mana rata rata terdiri dari kurang lebih 25 kepala keluarga yang tinggal di daerah tersebut,yang mana mereka merupakan orang perantauan yang sudah hidup dan tinggal di daerah tersebut.
Tempatnya para preman ,sebutan bagi kebanyakan orang disana,yang mana di daerah tersebut biasa di katakana tempatnya orang yang gemar dengan kriminal,yang mana sering mejadi kambing hitam dan buah bibir orang orang yang berada di kecamatan tanjung redeb tersebut.
Tidak hanya orang tua,remaja,dewasa,dan anak anak mereka cendrung bersikap di atas rata rata di bandingkan dengan orang yang normal lainnya,yang mana para kaum remajalah yang lebih mendominasi di daerah itu,entah karena remaja adalah masa masa puberalitas atau karena ada hal lain di balik prilaku kaum remaja tersebut.
Melirik kasus yang terjadi di daerah tersebut khususnya di jalan Delima kecamatan tanjung redeb kabupaten Berau,maka saya sebagai Penyusun karya Ilmiah ini akan mencoba meneliti dan mentelusuri apa saja faktor penyebab menyimpangnya Perilaku seorang anak remaja yang mana prilaku tersebut sudah menyimpang jauh dari garis Normal.

B.     Rumusan Masalah
Masalah adalah sesuatu hal yang menimbulkan pernyataan yang mendorong untuk mencarikan jawabannya atau suatu yang harus di pecahkan Poerwadarminta (1976:634).selanjutnya Surachmad (1980 :3)juga mengatakan bahwa masalah adalah setiap kesulitan yang menggerakkan manusia untuk memecahkannya.
Berdasarkan uraian di atas ,maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Bagai mana Sikap Prilaku anak dan remaja yang berasal dari daerah yang rata rata di huni oleh orang berprilaku menyimpang ?
2.      Apa saja Latar belakang terjadinya penyimpangan prilaku pada anak dan remaja ?
3.      Bagaimana Kesesuaian Teori yang membahas mengenai penyimpanyan prilaku dengan kenyataan di lapangan/kasus ?
4.      Bagaimana Ke tidaksesuaian Teori yang membahas mengenai penyimpanyan prilaku dengan kenyataan di lapangan/kasus ?


C.    Tujuan
Adapun tujuan penyusun membuat makalah  ini adalah untuk mencapai beberapa tujuan antara lain dapat di kemukakan sebagai berikut:
1.      Agar dapar memahami Bagai mana Sikap Prilaku anak dan remaja yang berasal dari daerah yang rata rata di huni orang yang berprilaku menyimpang.
2.      Agar dapar memahami Apa saja Latar belakang terjadinya penyimpangan prilaku pada anak dan remaja.
3.      Agar dapar memahami Bagaimana Kesesuaian Teori yang membahas mengenai penyimpanyan prilaku dengan kenyataan di lapangan/kasus.
4.      Agar dapar memahami Bagaimana Ke tidaksesuaian Teori yang membahas mengenai penyimpanyan prilaku dengan kenyataan di lapangan/kasus.


D.    Metode Penyusunan
Metode penyusunan yang digunakan dalam penulisan karya Ilmiah ini yaitu :
1.      Studi Kepustakaan
Yaitu pengumpulan data dengan jalan membaca, mengkaji dan mempelajari buku-buku, dokumen-dokumen laporan yang berkaitan dengan apa yang di analisis.
2.      Bahan – bahan tambahan yang didapatkan melalui Internet.

E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan Karya Ilmiah ini di bagi menjadi 3 bab, sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN, Pada bab ini yang merupakan pendahuluan, terdiri atas latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan , metode penyusunan dan sistematika penulisan.
BAB II : PEMBAHASAN, Pada bab ini menguraikan mengenai permasalahan yang akan di kaji dalam penyusunan karya Ilmiah ini yaitu permasalahan prilaku menyimpang pada anak dan remaja yang ada di daerah jalan delima Tanjung Redeb Berau
BAB III : PENUTUP, Pada bab penutup ini berisikan tentang kesimpulan dan saran dari penyusunan Karya Ilmiah ini yaitu mengenai Prilaku menyimpang Anak dan Remaja yang ada di daerah jalan Delima Tanjung Redeb Berau.









BAB II
PEMBAHASAN

Berhubungan pembahasan di dalam karya ilmiah ini menyangkut penelitian dari sisi negative dari prilaku seseorang maka sebelumnya Penulis meminta maaf atas penulisan karya ilmiah  ini mungkin ada sebagian pihak yang merasa tersinggung atau berkenan.berhubung karya ilmiah  ini di susun dengan tujuan positif yaitu sebagai pengetahuan tambahan dan manfaat bagi pembaca pada umumnya dan pada penulis pada khususnya,maka penulis meminta maaf sebelumnya jika nantinya ada sebagian pihak yang merasa tersinggung/terganggu.
Sebelum membahas lebih jauh mengenai prilaku menyimpang anak dan remaja yang berasal dari daerah yang pemukimannya di huni oleh orang orang yang mempunyai prilaku menyimpang juga,ada baiknya kita mengetahiu dahula pengertian dan bentun bentuk dari Prilaku menyimpang tersebut.
A.    Prilaku Menyimpang
1.      Definisi Prilaku Menyimpang
Perilaku menyimpang yang juga biasa dikenal dengan nama penyimpangan sosial adalah perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan atau kepatutan, baik dalam sudut pandang kemanusiaan (agama) secara individu maupun pembenarannya sebagai bagian daripada makhluk sosial.
Definisi Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia perilaku menyimpang diartikan sebagai tingkah laku, perbuatan, atau tanggapan seseorang terhadap lingkungan yang bertentangan dengan norma-norma dan hukum yang ada di dalam masyarakat.
2.       Penyebab Terjadi
Menurut Wilnes dalam bukunya Punishment and Reformation sebab-sebab penyimpangan / kejahatan dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut :
a.       Faktor subjektif adalah faktor yang berasal dari seseorang itu sendiri (sifat pembawaan yang dibawa sejak lahir).
b.      Faktor objektif adalah faktor yang berasal dari luar (lingkungan). Misalnya keadaan rumah tangga, seperti hubungan antara orang tua dan anak yang tidak serasi.
3.      Bentuk
Bentuk-bentuk perilaku menyimpang dapat dibedakan menjadi dua, sebagai berikut.
a.       Bentuk penyimpangan berdasarkan sifatnya dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
1)      Penyimpangan bersifat positif. Penyimpangan bersifat positif adalah penyimpangan yang mempunyai dampak positif ter-hadap sistem sosial karena mengandung unsur-unsur inovatif, kreatif, dan memperkaya wawasan seseorang. Penyimpangan seperti ini biasanya diterima masyarakat karena sesuai perkembangan zaman. Misalnya emansipasi wanita dalam kehidupan masyarakat yang memunculkan wanita karier.
2)      Penyimpangan bersifat negatif. Penyimpangan bersifat negatif adalah penyimpangan yang bertindak ke arah nilai-nilai sosial yang dianggap rendah dan selalu mengakibatkan hal yang buruk.
b.      Bentuk penyimpangan yang bersifat negatif antara lain sebagai berikut:
1)      Penyimpangan primer (primary deviation). Penyimpangan primer adalah penyimpangan yang dilakukan seseorang yang hanya bersifat temporer dan tidak berulang-ulang.
2)      Penyimpangan sekunder (secondary deviation). Penyimpangan sekunder adalah perilaku menyimpang yang nyata dan seringkali terjadi, sehingga berakibat cukup parah serta menganggu orang lain. Misalnya orang yang terbiasa minum-minuman keras dan selalu pulang dalam keadaan mabuk,
c.       Bentuk penyimpangan berdasarkan pelakunya, dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut :
1)      Penyimpangan individual (individual deviation)
Penyimpangan individual adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang yang menyimpang dari norma-norma suatu kebudayaan yang telah mapan. Misalnya, seseorang bertindak sendiri tanpa rencana melaksanakan suatu kejahatan, Penyimpangan individu berdasarkan kadar penyimpangannya dibagi menjadi lima, yaitu sebagai berikut.
2)      Penyimpangan kelompok (group deviation)
Penyimpangan kelompok adalah tindakan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang tunduk pada norma kelompok yang bertentangan dengan norma masyarakat yang berlaku. Misalnya, sekelompok orang menyelundupkan narkotika atau obat-obatan terlarang lainnya.
3)      Penyimpangan campuran (combined deviation)
Penyimpangan seperti itu dilakukan oleh suatu golongan sosial yang memiliki organisasi yang rapi, sehingga individu ataupun kelompok didalamnya taat dan tunduk kepada norma golongan dan mengabaikan norma masyarakat yang berlaku.

B.     Gambaran Umum asal lingkungan / pemukiman anak yang mempunyai prilaku menyimpang (di jalan Delima tanjung redeb Berau)
Pemukiman tersebut sudah berpuluh puluh tahun yang lalu di huni oleh masyarakat yang bersuku toraja tersebut,menurut Sudarmo yang kebetulan Bapak kandung penulis sendiri yang mana beliau dulunya tinggal tidak jauh dengan pemukiman(jl delima)tersebut,dan beliau pula telah tinggal dan menetap di Berau sekitar tahun 1970 yang mana pada saat itu beliau merantau dari Jogjakarta ke Berau dan menjadi Guru tetap di salah satu Sekolah menengah Ke Atas(SMA) yang berada di tanjung redeb berau.
Beliau mengatakan .sekitar tahun 1975 yang mana pada saat itu satu persatu masyarakat mulai menghuni dan menetap.semakin tahun jumlah masyarakat semakin banyak,ada yang di ajak merantau dari toraja ke berau dan ada pula mendapat jodoh oleh orang setempat(Berau).yang mana masyarakat tersebut cendrung hidup berkelompok,yang mana dengan  berkelompok mereka dapat saling bahu membahu antara satu dengan yang lain,apa lagi hidup di perantauan itu tidak mudah jadi mesti bantu membantu,Ujarnya.
Hingga saat ini daerah tersebut masih di huni oleh masyarakat yang rata rata bersuku toraja.yang mana masyarakat setempat dapat di katakana orang orangnya Keras.tidak heran anak anak remaja yang ber tempat tinggal di daerah tersebut mempunyai prilaku dan karakter yang bisa di katakana Kriminal.
Sebut saja Ejon dengan nama lengkap junior,salah satu masyarakat yg tinggal di jalan delima.dulunya dia merupakan teman sekelas penulis sejak SD kelas 1 sampai kelas 6 ,dia merupakan Anak yang sangat nakal yang berprilaku tidak sewajarnya,hari hari di sekolah ejon kerap memalaki(meminta dengan cara kasar) uang pada siswa siswa lainnya.setiap hari di sekolah siswa siswa lain wajib membayar /memberi dia uang sejumlah Rp500 yang mana pada saat itu Rp500 lumayan besar bagi siswa SD.jika tidak member maka akan di pukul walau pun berulang kali “ejon”mendapat masalah dengan sekolah dan orang tua siswa siswa yang di mintainya uang tersebut,tetapi heran ibarat pepatah  hangat hangat tahi ayam tidak lama setelah teguran,prilaku itu di lakukan lagi,begitu seterusnya.selain itu ejon juga mempunyai sikap yang suka cari gara gara(masalah)berkelahi,mencuri,merokok dan menghina.bukan hanya Ejon saja,kakak beliau Bendot juga mempunyai perilaku yang sama,bahkan keluarga dan orang tuanya pun sama.
Tidak hanya Ejon yang berprilaku tidak sewajarnya.Daniel juga yang tinggal di jalan Delima yang di katakan daerah orang bersuku toraja.Daniel  merupakan remaja yang berprilaku kriminal.pendidikan terakhir Daniel adalah SD kelas 4 ,ia di berhentikan sekolah dan tidak di terima di sekolah lain karena ia pernah melakukan criminal pencurian sepeda.tidak hanya itu,Daniel pun pernah melawan guru SD nya sendiri,hal tersebut di lakukan mungkin dia merasa hebat karena ia memiliki badan yang besar pada saat itu.
Setelah berhenti sekolah Daniel menjadi preman yang mana sangat meresahkan warga sekitar,yang mana ia kerap melakukan pencurian,perusakan,tawuran dan yang lebih parah lagi ia mempunyai rekrutan(anak buah) yang bias di katakana tidak sedikit yang mana rata rata anak buah tersebut merupakan orang yang tinggal di jalan Delima tersebut.jadi tidak heran rata rata orang yang tinggal di daerah jalan delima tersebut kerap menjadi kambing hitam dan buah bibir Negarif dari masyarakat setempat.


C.    Faktor yang melatar belakangi Prilaku tesebut khususnya Pada anak remaja
Cendrungnya penyimpangan Prilaku anak remaja yang tinggal di jalan Delima tersebut tidak lain karena didikan dan peran keluarga itu sendiri yang mana keluarga yang berada di jalan Delima tersebut sangat berbeda dengan Keluarga yang sewajarnya.yang mana:
1.      Yang mana Peran keluarga(orang tua) yang berada di daerah jalan Delima te ratasebut rata rata cendrung tidak peduli dan memperhatikan anak mereka sehingga kerap anak mereka melakukan tindakan penyimpangan akibat ke inginannya untuk di perhatikan.
2.      Peran Keluarga(orang tua)yang mendidik anak mereka dengan keras (di pukul,di tekan,di maki)sehingga menimbulkan tekanan psikologis,tekanan dalam artian melampiaskan kemarahannya anak tersebut kepada orang lain atau mencontohkan prilaku orang tua anaknya tersebut kepada orang lain.
3.      Peran Orang keluarga(orang tua) yang mengajari anaknya untuk berbuat tegas,keras,berani karena ingin di perhitungkan dan di pandang oleh orang lain khususnya orang asli yang berada di tanjung redeb berau.tetapi ajaran tersebut salah tanggapan oleh anak.
Contoh: orang tua mengajari anaknya untuk tegas,berani dank eras sebagai wujud ingin di perhitungkan dan di hormati oleh orang laian walaupun mereka orang pendatang(perantauan)tetapi yang di didik(anak)salah pengertian,berani,tegas dan keras di artikan anak sebagai pribadi orang yang suka berbuat kriminal sebagai wujud dari berani dan tekat kejam ingin berkuasa sebagai wujud dari ingin di perhitungkan.
D.    Macam macam Teori-Teori Perilaku Menyimpang dalam sosiologi
Dalam sosiologi dikenal berbagai teori yang membahas perilaku menyimpang, yaitu Teori Pergaulan Berbeda, Teori Fungsi, dan Teori Tipologi Adaptasi.
1.      Teori Pergaulan Berbeda ( Differential Association )
Teori ini dikemukakan oleh Edwin H. Sutherland . Menurut teori ini, penyimpangan bersumber dari pergaulan dengan sekelompok orang yang telah menyimpang. Penyimpangan diperoleh melalui proses alih budaya (cultural transmission) . Melalui proses ini seseorang mempelajari suatu subkebudayaan menyimpang (deviant subculture).
Contohnya perilaku siswa yang suka bolos sekolah. Perilaku tersebut dipelajarinya dengan melakukan pergaulan dengan orang-orang yang sering bolos sekolah. Melalui pergaulan itu ia mencoba untuk melakukan penyimpangan tersebut, sehingga menjadi pelaku perilaku menyimpang.
2.      Teori Labelling
Teori ini dikemukakan oleh Edwin M. Lemert . Menurut teori ini, seseorang menjadi penyimpang karena proses labelling yang diberikan masyarakat kepadanya. Maksudnya adalah pemberian julukan atau cap yang biasanya negatif kepada seseorang yang telah melakukan penyimpangan primer (primary deviation ) misalnya pencuri, penipu, pemerkosa, pemabuk, dan sebagainya. Sebagai tanggapan terhadap cap itu, si pelaku penyimpangan kemudian mengidentifikasikan dirinya sebagai penyimpang dan mengulangi lagi penyimpangannya sehingga terjadi dengan penyimpangan sekunder ( secondary deviation) . Alasannya adalah sudah terlanjur basah atau kepalang tanggung.
3.      Teori Fungsi
Teori ini dikemukakan oleh Emile Durkheim . Menurut teori ini, keseragaman dalam kesadaran moral semua anggota masyarakat tidak dimungkinkan karena setiap individu berbeda satu sama lain. Perbedaan-perbedaan itu antara lain dipengaruhi oleh faktor lingkungan, fisik, dan keturunan. Oleh karena itu dalam suatu masyarakat orang yang berwatak jahat akan selalu ada, dan kejahatanpun juga akan selalu ada. Durkheim bahkan berpandangan bahwa kejahatan perlu bagi masyarakat, karena dengan adanya kejahatan, maka moralitas dan hukum dapat berkembang secara normal.
4.      Teori Konflik
Teori ini dikembangkan oleh penganut Teori Konflik Karl Marx . Para penganut teori ini berpandangan bahwa kejahatan terkait erat dengan perkembangan kapitalisme. Sehingga perilaku menyimpang diciptakan oleh kelompokkelompok berkuasa dalam masyarakat untuk melindungi kepentingan mereka sendiri. Pandangan ini juga mengatakan bahwa hukum merupakan cerminan kepentingan kelas yang berkuasa dan sistem peradilan pidana mencerminkan nilai dan kepentingan mereka.

5.      Teori Tipologi Adaptasi
Dengan menggunakan teori ini, Robert K. Merton mencoba menjelaskan penyimpangan melalui struktur sosial. Menurut teori ini, struktur sosial bukan hanya menghasilkan perilaku yang konformis saja, tetapi juga menghasilkan perilaku menyimpang. Dalam struktur sosial dijumpai tujuan atau kepentingan, di mana tujuan tersebut adalah hal hal yang pantas dan baik. Selain itu, diatur juga cara untuk meraih tujuan tersebut. Apabila tidak ada kaitan antara tujuan (cita-cita) yang ditetapkan dengan cara untuk mencapainya, maka akan terjadi penyimpangan.
E.     Teori dan kenyataan dalam kasusu prilaku anak dan remaja di daerah jl.Delima
Menyimak kasus prilaku menyimpang yang terjadi pada ejon yang mana dia merupakan salah satu anak yang hidup di lingkungan keluarga yang dapat di katakana keras yang mana kurang didikan dan kasih saying dari pihak orang tua sehingga bukan hanya ejon saja bahkan kaka kandung nya dan paman,sepupunya pun mempunyai perilaku yang hambir sama.
Dalam kasus di jika di bandingkan dengan macam macam teori perilaku menyimpang dalam sosiologi .kasus di atas cendrung tepat dan mengapah pada Teori Pergaulan Berbeda ( Differential Association ) yang mana teori tersebut di kemukakan oleh Edwin H. Sutherland .
yang manaMenurut teori ini, penyimpangan bersumber dari pergaulan dengan sekelompok orang yang telah menyimpang. Penyimpangan diperoleh melalui proses alih budaya (cultural transmission) . Melalui proses ini seseorang mempelajari suatu subkebudayaan menyimpang (deviant subculture).
Dapat di garis bawahi bahwa dalam teori itu penyimpangan prilaku terjadi akibat:
1.      Sumber dari pergaulan dengan sekelompok/daerah orang yg berprilaku menyimpang
2.      Penyimpangan karena alih budaya,yang mana budaya itu terjadi turun termurun

F.     Kaitan teori dengan prilaku menyimpang anak remaja di daerah jalan delima
1.      Pernyataan bahwa penyimpangan terjadi bersumber dari kelompok/daerah
Menurut teori penyimpangan terjadi akibat sumber atau pergaulan dengan sekelompok/daerah yang berprilaku menyimpang pula.dalam hal ini teori tersebut benar karena sikap prilaku menyimpang anak remaja yang tinggal di daerah jalan delima tersebut memang menyimpang karena mereka rata rata tinggal di daerah /kelompok orang orang yang keras yang mana juga daerah tersebut merupakan daerah yang penghuninya/masyarakatnya gemar akan kriminal.
Seperti kasus ejon yang merupakan teman sekelas penulis dahulunya.ejon merupakan anak yang bandel,nakal yang prilakunya melebihi batas Normal.yang mana ejon juga berasal dari lingkungan yang rata rata orang yang di lingkungan tersebut gemar akan criminal.oleh sebab itu ejon lebih cepat terpengaruh dan mungkin prilaku yang di praktekkannya merupakan hal yang biasa tidak ada yang istimewa ,karena di daerahnya/pemukimannya prilaku itu di anggapnya wajar.
Kasus tersebut bukan hanya terjadi pada ejon,melainkan anak lain yang tinggal di daerah tersebut,seperti bendot dan Daniel misalnya.mereka juga berasal dari daerah tersebut yang mana daerah tersebut merupakan daerah yang di anggap markas para criminal.maka tidak heran jika mereka juga ikut terpengaruh terhapap prilaku di lingkungan tersebut.
Jadi pernyataan dari Teori Pergaulan Berbeda yang menyatakan bahwa prilaku menyimpang karena lingkungan/daerah yang mana terdapat orang orang yang menyimpang tersebut Benar dan sudah terjadi pada kasus yang terjadi pada ejon,bendot,dan Daniel yang mana berprilaku menyimpang yang mana berasal dari daerah/kelompok yang orang orangnya juga berprilaku menyimpang.
2.      Pernyataan bahwa Penyimpangan karena alih budaya,yang mana budaya itu terjadi turun termurun.

Pernyataan dalam teori tersebu benar bahwa prilaku menyimpang yang terjadi akibat alih budaya,yang mana terjadi akibat turun temurun.yang mana jika kita kembali menyimak kasus penyimpangan prilaku yang terjadi pada ejon merupakan anak yang sangat nakal yang mana suka memeras uang siswa yang bersekolah satu tempat dengannya.tidak hanya itu ejon kerap kali sering melanggar peraturan sekolah yang lebih parah lagi waktu SMP ejon di keluarkan sekolah karena menjebol pagar tembok sebagai alas an agar memudahkan ia membeli sebatang rokok di warung sebelah sekolahnya tersebut.
Yang mana bukan hanya ejon saja yang berprilaku menyimpang,bahkan kaka kandungnya si bendot juga mempunyai prilaku yang tidak kalah dengan adiknya si ejon,sepupu ejon pun sama.mempunyai prilaku menyimpang yang sama,jadi dapat di simpulkan prilaku antara ejon,bendot merupakan prilaku turun temurun atau membudaya yang terjadi di daerah tersebut.
Dan dapat di simpulkan bahwa pernyataan dari Teori Pergaulan Berbeda yang mana menyatakan bahwa prilaku menyimpang terjadi akibat alih budaya,turun temurun,yang mana di buktikan dengan kasus yang terjadi di salah satu keluarga yang tinggal di daerah jalan delima tersebut yang mana ejon,bendot dan elis yang mana mempunyai hubungan keluarga cendrung memiliki prilaku yang menyimpnag yang sama.

G.    Perbedaan teori dengan kenyataan prilaku menyimpang anak remaja di daerah jalan delima.
Adapun teori teori yang membahas mengenai prilaku yang menyimpang yangmana teori tersebut tidak sesuai dengan kenyataaan yang terjadi pada kasus yang terdapat di daerah jalan Delima tersebut.yaitu Teori Labelling yang dikemukakan oleh Edwin M. Lemert .
Yang mana Menurut teori ini, seseorang menjadi penyimpang karena proses labelling yang diberikan masyarakat kepadanya. Maksudnya adalah pemberian julukan atau cap yang biasanya negatif kepada seseorang yang telah melakukan penyimpangan primer (primary deviation ) misalnya pencuri, penipu, pemerkosa, pemabuk, dan sebagainya. Sebagai tanggapan terhadap cap itu, si pelaku penyimpangan kemudian mengidentifikasikan dirinya sebagai penyimpang dan mengulangi lagi penyimpangannya sehingga terjadi dengan penyimpangan sekunder ( secondary deviation) . Alasannya adalah sudah terlanjur basah atau kepalang tanggung.
Dari teori tersebut dapat di garis bawahi bahwa menurut teori tersebut prilaku menyimpang terjadi karena adanya julukan kepada si pelaku (yang memiliki prilaku menyimpang)sehingga karna julukan tersebut maka si pelaku mengulangi prilaku atau kelakuan tersebut secara berulang ulang.
Teori dan kenyataan kasus yang terjadi pada sekelompok pemukiman di jalan delima
Teori tersebut tidak sejalan dengan kasus yang terjadi di daerah jalan delima kecamatan tanjung redeb kabupaten berau yang mana prilaku menyimpang tersebut terjadi akibat lingkungan/kelompok yang mana mengundang seseorang untuk berprilaku yang menyimpang dan adanya budaya turun temurun terhadap prilaku menyimpang tersebut yang mana karena kurangnya perhatian dan didikan khususnya oleh keluarga(orang tua)Bukan karena adanya julukan atau lebel kepada orang yang berprilaku menyimpang sehingga orang yang mendapat julukan tersebut mengulang terus menerus prilaku menyimpangnya tersebut.
Jadi dapat di simpulkan bahwa Teori Labelling yang dikemukakan oleh Edwin M. Lemert tidak ada kaitannya atau tidak sesuai dengan praktek/kenyataan yang terjadi pada anak dan remaja yang tinggal di daerah jalan delima yang di kenal sebagai daerah akar criminal.








BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan

Dapat di simpulkan bahwa pembentukan karakter,sikap dan prilaku seorang anak di pengaruhi oleh lingkungan social tempat anak itu berada,kasih sayang,perhatian dan didikan dari orang tua dan yang terutama peran individu itu sendiri yang harus mampu menfilter semua yang di anggap benar dan salah sehingga dapat menghindari menyimpangnya perilaku anak itu sendiri.
Yang mana seperti kasus yang terjadi di daerah pemukiman yang beralamatkan jalan Delima kecamatan tanjung redeb kabupaten berau yang mana dulunya merupakan tempat pemukiman yang di katakana tempat pencetak generasi criminal.yang mana jika kita lihat kasus si ejon yang mana berasal dari daerah atau kelompok pemukiman di jalan delima yang rata rata orang tersebut bersuku toraja yang mana ejon sendiri mempunyai sikap prilaku yang menyimpang sama halnya dengan  kakak kandung dan sepupunya sendiri.

Kasus yang penulis angkat tersebut sangat sejalan dengan Teori Pergaulan Berbeda ( Differential Association ) yang mana teori tersebut di kemukakan oleh Edwin H. Sutherland .yang mana pernyataan teori itu benar dan sesuai dengan kenyataan yang terjadi pada anak yang tinggal di daerah tersebut ,bahwa prilaku menyimpang terjadi akibat lingkungan atau kelompok pemukiman yang mana orang orangnya juga mempunyai masalah dengan prilaku yang menyimpang dan prilaku menyimpang tersebut sudah membudaya secara turun temurun.
Yang mana dalam kasus anak tersebut terjadi akibat kurangnya perhatian dan kasih sayang dari keluarga(orang tua)yang mana peran keluarga disini sangat penting dalam membentuk karakter anak yang mana akan berdampak pada individu anak sendiri maupun pada masyarakat.



B.     Saran
Menyimak dari kasus tersebut saya sebagai penulis memberikan saran agar kita sebagai generasi penerus bangsa yang mana kemajuan dan masa depan bangsa ada pada kita dan anak anak yang kelak akan menjadi penerus bangsa harus dapat bersikap sewajarnya dalam artian tidak berprilaku menyimpang yang mana kita sebagai individu harus mampu memfilter segalah hal sehingga dapat membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik demi kepentingan diri sendiri dan orang banyak.
Selain itu saran saya kepada sebuah bentuk keluarga agar selalu memperhatikan perkembangan anak tersebut baik dari segi psikologis dan mental anak tersebut yang mana fungsi utama keluarga tersebut adalah:
Fungsi Psikologis :
1.      Memberikan kasih sayang dan rasa aman
2.       Memberikan perhatian di antara anggota keluarga
3.      Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
4.      Memberikan identitas keluarga
Fungsi sosialisasi :
1.      Membina sosialisasi pada anak
2.      Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak
3.      Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
4.      Fungsi ekonomi .

Jika semua fungsi keluarga tersebut sudah berjalan sebagai mana mestinya,insya allah dapat mencetak anak dan generasi generasi penerus bangsa yang cerdas,maju dan berkembang yang dapat menjadi kebanggaan Indonesia.







DAFTAR PUSTAKA


Andi Mk,2010.Pengertian dan bentuk Prilaku menyimpang.Http://andimk.Blogspot.co.id.Di unduh

tanggal 14 April 2012 Samarinda.

Anonim,2009.Perilaku Menyimpang.Http://gurumuda.com/bse/Perilaku-Menyimpang#more-

12004.Di unduh tanggal 14 April 2012 Samarinda.

Gunarsa, S.D., 1996. Sosiologi Sosial. Jakarta : BPK Gunung Mulia.



Comments

Popular posts from this blog

contoh sosiometri(non tes )

Makalah Kemiskinan(Sosiologi)

makalah perkawinan adat