HUBUNHGAN KELUARGA DAN ANAK
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Pada
dasarnya orang tua harus memperhatikan pendidikan anak-anaknya, karena yang
menjadi guru pertama bagi anak yaitu orang tua,dimana orang tua membimbing
anak-anaknya dirumah mengajari mereka agar bisa menjadi anak yang baik dan
berguna,sehingga timbul keinginan suatu anak untuk bersekolah. Jika orang tua
tidak memeperhatikan pendidikan anak-anaknya maka semangat seorang anak akan
lemah dalam menuntut ilmunya,karena yang memberikan dorongan yang paling utama
adalah orang tua di rumah. Motivasi dan perhatian dari orang tua sangat penting
terhadap pendidikan anak. Kebanyakan
orang tua jika sudah sibuk mereka lupa dengan pendidikan anaknya, karena mereka lebih mementingkan
pekerjaan mereka,padahal pendidikan itu sangat penting.
Pendidikan
merupakan salah satu upaya untuk melakukan bimbingan terhadap peserta didik
oleh pendidik untuk menuju kedewasaan peserta didik.
Pendidikan
juga dilakukan oleh orang tua terhadap anaknya guna mencapai tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya. Salah satu tujuan itu antara lain memberi bekal
kecerdasan kepada anak untuk digunakan kelak dalam menjalani hidupnya setelah
dewasa.
Di satu
pihak pendidikan mempersiapkan peserta didik untuk menjadi manusia dengan
perilaku yang sesuai dengan nilai, norma dan peraturan yang berlaku di
masyarakat. Peserta didik harus mematuhi falsafah hidup yang dianut oleh bangsa
dan negaranya. Namun demikian tekanan utama tanggung jawab pendidikan adalah
berada dipundaknya para orang tua. Walaupun pada hakekatnya tanggung jawab
pendidikan itu terletak pada komponen-komponen keluarga, sekolah dan
masyarakat, termasuk negara, dalam satu sistem pendidikan nasional.
Dalam
kenyataan nampak kepada kita, bahwa secara empiris tidak semua orang tua,
sebagai penanggung jawab utama, melakukan kewajibannya sesuai sebagaimana
mestinya. Perhatian orang tua terhadap anak seharusnya dilakukan secara
sengaja, intensif dan terkonsentrasi dengan penuh rasa kasih sayang dalam
pelaksanaannya demi prestasi belajar anak dan perkembangan kepribadiannya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas,
maka masalah yang bisa diangkat yaitu :
1.
Apakah perhatian orangtua ada
hubungannya dengan perkembangan anak?
- Apakah ada hubungan perhatian orangtua dengan prestasi belajar siswa?
- Apakah kendala yang dihadapi orangtua dalam memberikan perhatian kepada anaknya?
- Adakah manfaatnya bagi anak, bila orang tua memberikan perhatian kepada anaknya?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu :
1. Agar dapat
mengetahui apakah perhatian orangtua ada hubungannya dengan perkembangan anak.
2.
Agar dapat mengetahui apakah ada
hubungan perhatian orangtua dengan prestasi belajar siswa.
3.
Agar dapat mengetahui apakah kendala
yang dihadapi orangtua dalam memberikan perhatian kepada anaknya.
4.
Agar dapat mengetahui adakah
manfaatnya bagi anak. Bila orang tua membrikan perhatian kepada anaknya.
D. Metode Penyusunan
Metode penyusunan yang digunakan dalam penulisan
makalah ini yaitu :
1. Studi
Kepustakaan
Yaitu pengumpulan data dengan jalan membaca, mengkaji
dan mempelajari buku-buku, dokumen-dokumen, laporan yang berlaku dwn berkaitan
dengan apa yang di bahas.
2. Bahan-bahan
tambahan yang didapatkan melalui internet
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakekat Perhatian Orang Tua
Keluarga
merupakan unit organisasi terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari orang tua
dan anak. Maka secara umum orang tua bisa diartikan dengan ibu-bapak dari
anak-anak yang dilahirkan. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, Bahwa : “Orang
tua adalah sebagai ayah-ibu kandung, orang yang dianggap tua, orang yang
dihormati atau disegani di kampung.”Unit yang paling kecil dalam mengemban tugas
untuk membina kehidupan anak dalam pendidikan keluarga adalah orang tua, dan
bertanggungjawab terhadap pendidikan anak dalam lingkungannya. Sejalan dengan
hal tersebut, Thomas Gordon berpendapat dalam bukunya bahwa :
“Orang tua
ialah pribadi yang bertanggung jawab terhadap pembentukan pribadi anak dan
pendidikan anak, sehingga dia harus bersikap konsisten dalam perasaan
menyayangi anak, bersikap toleran, menyampaikan kebutuhan pribadi anak dan
bersikap adil”
Dari
pendapat tersebut dinyatakan bahwa orang tua sebagai ayah dan ibu harus
bersikap konsisten dalam rangka tanggung jawab sebagai orang tua amat
diperlukan anak dalam masa perkembangan. Namun demikian tanggung jawab setiap
orang tua memiliki sikap yang berbeda dalam menunjukan rasa kasih sayang, sikap
toleran dan sikap perhatian. Motivasi orang tua harus dapat mencipatakan
harmonis dalam proses pendidikan yang berlangsung seumur hidup. Orang tua harus
bersikap dan berperan sebagai motivator dalam membina kelangsungan hidup anak,
agar memiliki keterampilan dan wawasan yang lebih luas. Orang tua sebagai
motivator dalam membina kecakapan, harus dapat menumbuh kembangkan cara
berfikir lebih luas dalam meningkatkan prestasi dalam sikap belajar anak.
Apabila anak kurang perhatian orang tua akan terjadi brooken home, karena anak
memerlukan perhatian dan kasih sayang orang tua.
Sementara
itu St. Meichati dalam bukunya berpendapat bahwa “Orang tua adalah pendidik
yang pertama menanamkan dasar-dasar bagi perkembangan jiwa anaknya”. Dari
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa orang tua adalah orang dewasa yang
bertanggung jawab untuk memberikan motivasi dalam menumbuh kembangkan
keharmonisan membina kelangsungan hidup anak, agar memiliki keterampilan dan
wawasan yang luas dalam cara berpikir guna meningkatkan prestasi dalam sikap
belajar anak. Dengan memberikan dorongan, perhatian dan rasa kasih sayang.
Sebab orang tua sebagai tempat menggantungkan diri bagi anak-anak secara wajar.
Pendidikan dalam keluarga harus menciptakan suasana yang dapat membina serta
mengembangkan kreativitas anak di rumah. Orang tua harus bersikap terbuka dan
menerima gagasan yang diungkapkan anak, sekalipun barang kali orang tua tidak
setuju. Hal ini akan menimbulkan perasaan di hargai dalam diri anak serta
mendorong keberanian untuk menciptakan kreatif anak.
Berkaitan dengan hal ini, A. Tabrani
Rusyan berpendapat dalam bukunya sebagai berikut :
- Orang tua dalam keluarga harus menciptakan suasana yang mengenang, membina serta mengembangkan kreativitas anak di rumah.
- Orang tua dalam keluarga harus berupaya merangsang anak untuk menyelidiki, meneliti, bertanya dan mencoba.
- Orang tua dalam keluarga harus dapat berfungsi sebagai nara sumber anak di rumah terhadap sikap kreativitas belajar”.
Dari uraian
tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan dalam keluarga yang
diberikan oleh orang tua terhadap anak-anaknya adalah pendidikan yang
didasarkan pada rasa kasih sayang dan perhatian untuk merangsang dan membina
kreativitas anak-anaknya dilingkungan keluarganya masing-masing. Oleh karena itu
kasih sayang dan perhatian orang tua terhadap anak-anaknya merupakan kasih
sayang yang sejati, ini berarti orang tua harus mengutamakan kepentingan dan
kebutuhan anak-anaknya dengan mengesampingkan keinginan dan kesenangan sendiri.
Oleh karena
itu tugas dan tanggung jawab dipundak orang tua sebagai pendidik dan pengatur
rumah tangga sangatlah berat. Sebab, baik dan buruknya pendidikan orang tua
terhadap anaknya akan berpengaruh besar terhadap perkembangan dan watak sikap
anaknya dikemudian hari. Kehadiran anak dalam lingkungan keluarga, secara
alamiah akan memberikan tanggung jawab terhadap orang tua, tanggung jawab orang
tua terhadap anaknya berdasarkan atas motivasi cinta kasih sayang dan
perhatian. Pada hakekatnya cinta kasih sayang dan perhatian orang tua terhadap
anaknya dapat menjiwai tanggung jawab citra dan moral dalam memberikan
pendidikan.
Dengan
demikian orang tua pasti harus terlibat pada masalah cinta kasih sayang dan
perhatian orang tua terhadap anaknya. Oleh karena itu setiap orang tua harus memahami
tentang yang dimaksud dengan perhatian. Menurut pendapat Bimo Walgito yang
dinyatakan dalam bukunya, perhatian adalah sebagai berikut:“Perhatian artinya
merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas yang ditujukan
kepada sesuatu atau sekumpulan objek”.
B. Hubungan perhatian orangtua dengan
prestasi belajar siswa
Perhatian
orang tua ternyata memiliki pengaruh besar terhadap pencapaian prestasi belajar
anak atau siswa di sekolahnya. Hal ini setidaknya pernah di buktikan oleh hasil
penelitian di Amerika yang telah dilakukan oleh banyak pihak. Dan berikut
ringkasan dari hasil-hasil penelitian tersebut yang dikutip dari berbagai
sumber. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Wendy S. Grolnick dan
rekan-rekan, dalam artikelnya yang dipublikasikan pada tahun 1994 dan
1997, mereka menyampaikan 3 konsep bentuk perhatian orang tua berdasarkan pada
bagaimana interaksi orang tua-anak.
Pertama,
perhatian dalam bentuk keterlibatan perilaku orang tua, yang mengacu pada sikap
dan tindakan orangtua yang mewakili kepentingan publik dalam pendidikan anak
mereka, seperti menghadiri open house atau kegiatan sukarela di sekolah.
Kedua,
perhatian dalam bentuk keterlibatan pribadi, yang mencakup cara interaksi
orangtua-anak melalui komunikasi positif tentang pentingnya sekolah dan
pendidikan untuk anak-anak mereka.
Dan ketiga,
perhatian dalam bentuk keterlibat kognitif atau intelektual, yang mengacu pada
perilaku yang mendukung pengembangan keterampilan dan pengetahuan anak-anak,
seperti membaca buku dan pergi ke museum. Menurut teori ini, perhatian orang
tua dalam ketiga keterlibatan itu akan mempengaruhi prestasi siswa karena
adanya interaksi yang akan mempengaruhi motivasi, rasa kompetensi, dan
keyakinan anak bahwa mereka memiliki kontrol atas keberhasilan mereka di
sekolah.
Sementara
itu, Kathleen V. Hoover-Dempsey dan Howard M. Sandler, dalam artikel yang
dipublikasikan pada tahun 1995 dan 1997, menyampaikan bahwa perhatian orang tua
mencakup bentuk keterlibatan secara luas baik dalam kegiatan anak di rumah
(seperti, membantu menyelesaikan pekerjaan rumah, membahas kegiatan sekolah
atau kursus) dan aktivitas yang berbasis sekolah (misalnya menjadi relawan di
sekolah, datang pada acara/undangan sekolah).
Mereka
berpendapat bahwa perhatian orang tua merupakan fungsi orang tua dalam
mengaktualisasikan peran dan tanggung jawabnya, keyakinan orang tua bahwa ia
dapat membantu anak-anaknya untuk berhasil di sekolah, dan keterlibatan pada
setiap kesempatan yang disediakan oleh sekolah atau guru.
Menurut
teori ini, perhatian orang tua akan berpengaruh terhadapa anak-anaknya melalui
akuisisi pengetahuan, keterampilan, dan peningkatan rasa percaya diri dan
keyakinan anak-anak bahwa mereka akan berhasil di sekolah.
Kemudian
Joyce L. Epstein, dalam sebuah terbitan artikel tahun 1995 dan bukunya yang
diterbitkan tahun 2001 yang berjudul School, Family, and Community
Partnerships, berpendapat bahwa sekolah, keluarga, dan masyarakat adalah
faktor penting sebagai “lingkungan pengaruh” pada perkembangan anak, dan bahwa perkembangan
pendidikan anak akan meningkat manakala tiga lingkungan itu bekerja sama menuju
suatu tujuan bersama.
Epstein
mendorong sekolah untuk menciptakan “tumpang tindih” yang lebih besar antara
sekolah, rumah, dan masyarakat melalui pelaksanaan kegiatan pada enam jenis
keterlibatan : orangtua, komunikasi, relawan, belajar di rumah, pengambilan
keputusan, dan kolaborasi dengan masyarakat. Dengan menerapkan kegiatan di
keenam jenis keterlibatan itu, pendidik dapat membantu meningkatkan prestasi
dan penglaman siswa di sekolah.
Menurut
pendapat ini, perhatian orang tua dalam bentuk keterlibatannya terhadap
kegiatan pendidikan anaknya di sekolah salah satunya bisa dilihat dari
karakteristik keluarga. Keluarga pekerja dan keluarga yang melibatkan seorang
ibu bekerja penuh waktu, cenderung kurang memiliki perhatian semestinya
terhadap pendidikan anak-anak mereka. Termasuk juga, orang tua siswa sekolah
dasar cenderung lebih terlibat dalam pendidikan anak-anak mereka daripada orang
tua pada siswa yang lebih tua. Dari hasil penelitian yang disampaikan oleh
ketiga orang tersebut di atas, walaupun itu bukan di Indonesia, akan tetapi
setidaknya bisa menjadi salah satu acuan dan dasar bagi para orang tua, bahwa
bentuk perhatian orang tua terhadap pendidikan anak dan pencapaian prestasi
anak di sekolah adalah sangat besar, dimana perhatian yang dimaksud tidak hanya
terbatas pada penyediaan sarana dan fasilitas pendidikan yang diperlukan anak
semata, melainkan keterlibatan langsung orang tua di dalam prosesnya. Semoga bermanfaat
dan menjadikan anda orang tua yang lebih peduli lagi terhadap proses pendidikan
putra-putri anda di sekolah.
C.
Manfaatnya
bagi anak, bila orang tua memberikan perhatian
Manfaatnya bagi anak jika orangtua selalu memberikan
perhatian secara aktif. Selalu berusaha melibatkan diri dalam hidup anak,
misalnya mendengarkan apa yang ingin ia bicarakan, memotivasi kegiatan
sekolahnya, dan membantu anak ketika ia sedang mendapatkan masalah dalam
hidupnya. Maka, ketika ia mengetahui hal ini di masa depan nanti, ia akan siap
pula memberikan yang terbaik kepada orangtuanya. Ia akan siap mendampingi dan
memerhatikan orangtua seperti halnya orangtua telah melakukan semua itu
kepadanya.
Apabila
orangtua mampu menunjukkan kepada anak betapa orangtua sangat mencintai dan
menyayanginya, dengan selalu mengekspresikan perhatian secara mendetail
terhadap kehidupan anak sejak ia masih kecil, maka hal ini akan menciptakan
suatu kebiasaan intim seumur hidup yang memberikan manfaat bagi orangtua (Laura
M. Ramirez, 2006).
Anak akan
mampu megingat segala kejadian yang pernah ia alami dalam hidupnya. Termasuk
perlakuan orangtua kepadanya. Oleh karena itu, walaupun dalam hal yang kita
anggap sepele, tetapi penting bagi orangtua menciptakan tindakan yang
mencerminkan rasa cinta dan kasih sayang yang tulus itu kepada anak. Misalnya,
menghadiri kegiatan ektrakurikuler anak (karate, kursus musik), mendampingi
anak melakukan hobinya (berenang, membantu memilihkan buku bacaan), dan bahkan
merawat anak ketika ia sedang sakit. Perlakuan orangtua seperti itu besar
kemungkinan akan terbawa oleh anak sampai ia dewasa atau tua nanti. Ikatan
batin, kebiasaan yang penuh dengan kehangatan, dan persahabatan yang ‘melebihi
segalanya’ ini akan dibawanya kembali oleh anak kepada orangtua. Segala tindakan
dan ucapan baik orangtua yang dulu pernah mereka tanam, cepat atau lambat
mereka akan merasakan hasilnya. Di masa tua nanti, orangtua maupun anak akan
hidup dalam jalinan keluarga yang penuh dengan sikap saling memberi cinta.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa pendidikan dalam keluarga
yang diberikan oleh orang tua terhadap anak-anaknya adalah pendidikan yang
didasarkan pada rasa kasih sayang dan perhatian untuk merangsang dan membina
kreativitas anak-anaknya dilingkungan keluarganya masing-masing. Oleh karena
itu kasih sayang dan perhatian orang tua terhadap anak-anaknya merupakan kasih
sayang yang sejati, ini berarti orang tua harus mengutamakan kepentingan dan
kebutuhan anak-anaknya dengan mengesampingkan keinginan dan kesenangan sendiri.
Oleh karena
itu tugas dan tanggung jawab dipundak orang tua sebagai pendidik dan pengatur
rumah tangga sangatlah berat. Sebab, baik dan buruknya pendidikan orang tua
terhadap anaknya akan berpengaruh besar terhadap perkembangan dan watak sikap
anaknya dikemudian hari. Kehadiran anak dalam lingkungan keluarga, secara
alamiah akan memberikan tanggung jawab terhadap orang tua, tanggung jawab orang
tua terhadap anaknya berdasarkan atas motivasi cinta kasih sayang dan
perhatian. Pada hakekatnya cinta kasih sayang dan perhatian orang tua terhadap
anaknya dapat menjiwai tanggung jawab citra dan moral dalam memberikan
pendidikan.
B. Saran
Mengingat
pendidikan itu sangat penting bagi anak-anak,dalam hal ini orang tua harus
lebih memperhatikan dan mamberi motivasi yang baik terhadap anaknya, karena
anak merupakan generasi suatu bangsa. Dengan perhatian orang tua anak akan
selalu berkambang dengan baik,karena guru utama bagi anak adalah orangtua di
rumah. Jadi disini penulis dapat memeberikan saran agar orang tua harus lebih
memeperhatiakan lagi pendidikan anak-anaknya.
DAFTAR PUSTAKA
PROF. DR. HAMID DARMANI, M. PD. Dasar dan Konsep Pendidikan Moral. Bandung:
Alfabeta
Comments
Post a Comment
komen sangat di harapkan boss.