Makalah Kemiskinan(Sosiologi)
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latat Belakang
Kemiskinan sesungguhnya telah menjadi
masalah dunia sejak berabad-abad lalu. Namun, realitasnya, hingga kini
kemiskinan masih menjadi bagian dari persoalan terberat dan paling krusial di
dunia ini. Teknologi boleh semakin maju, negara-negara merdeka semakin banyak,
dan negara-negara kaya boleh saja kian bertambah. Tetapi, jumlah orang miskin
di dunia tak kunjung berkurang. Kemiskinan bahkan telah bertransformasi menjadi
wajah teror yang menghantui dunia.
Pada Juli 2008, pemerintah melalui BPS,
kembali merilis tentang data kemiskinan terbaru. Pada Selasa, 1 Juli 2008, BPS
mengumumkan jumlah penduduk miskin Indonesia per Maret 2008, turun 2,21 juta
orang dibandingkan kondisi Maret 2007. Dengan demikian, jumlah penduduk miskin saat
ini sebanyak 34,96 juta orang atau
turun dibandingkan sebelumnya sebanyak 37.17
juta orang. Ada dua argumentasi yang diungkapkan BPS dalam rilis tersebut,
seperti yang dilansir Pertama, penurunan angka kemiskinan terjadi di pedesaan
yang disebabkan kestabilan harga beras dan kenaikan riil upah petani periode
Maret 2007 - Maret 2008. Kedua, inflasi umum pada Maret 2008 terhadap Maret
2007 relatif stabil, yakni 8,17% dan rata-rata harga beras turun 3,01% pada
periode yang sama. Analisis BPS diperkuat dengan data bahwa 63% penduduk miskin
tinggal di desa dan sebagian besar bekerja di sektor pertanian. Tentu saja
rillis terbaru pemerintah tersebut kembali menuai kritik. Dan, beberapa
pengamat ekonomi, menggunakan beras sebagai barometer pengukur angka kemiskinan
merupakan penyederhanaan persoalan.
Kemiskinan merupakan problematika
kemanusiaan yang telah mendunia dan hingga kini masih menjadi isu sentral di
belahan bumi manapun. Selain bersifat laten dan aktual, kemiskinan adalah
penyakit sosial ekonomi yang tidak hanya dialami oleh Negara-negara berkembang
melainkan negara maju sepeti inggris dan Amerika Serikat. Negara inggris
mengalami kemiskinan di penghujung tahun 1700-an pada era kebangkitan revolusi
industri di Eropa. Sedangkan Amerika Serikat bahkan mengalami depresi dan
resesi ekonomi pada tahun 1930-an dan baru setelah tiga puluh tahun kemudian
Amerika Serikat tercatat sebagai Negara Adidaya dan terkaya di dunia.
B.
Rumusan
Masalah
Masalah adalah sesuatu hal yang menimbulkan pernyataan yang
mendorong untuk mencarikan jawabannya atau suatu yang harus di pecahkan Poerwadarminta(1976:634).selanjutnya
Surachmad (1980 :3)juga mengatakan bahwa masalah adalah setiap kesulitan yang
menggerakkan manusia untuk memecahkannya.
Berdasarkan uraian
di atas ,maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
Faktor dan penyebab apakah yang menimbulkan kemiskinan dari
sudut pandang sosiologi politik.
2.
Apakah dampak negatif dan positif yang di timbulkan akibat
kemiskinan.
3.
Bagaimana peran dan strategi pemerintah dalam mengatasi
kemiskinan dan apakah penyebab kegagalan strategi tersebut.
C.
Tujuan
Adapun tujuan
penyusun membuat makalah ini adalah
untuk mencapai beberapa tujuan antara lain dapat di kemukakan sebagai berikut:
1.
Agar dapat mengetahui
Faktor dan penyebab apakah yang menimbulkan kemiskinan dari sudut pandang
sosiologi politik.
2.
Agar Dapat memahami apakah dampak negatif dan positif yang
di timbulkan akibat kemiskinan.
3.
Agar dapat mengerti serta memahami bagaimana peran dan
strategi pemerintah dalam mengatasi kemiskinan dan apakah penyebab kegagalan
strategi tersebut.
D.
Metode Penyusunan
Metode penyusunan yang digunakan dalam penulisan makalah ini yaitu :
1. Studi Kepustakaan
Yaitu
pengumpulan data dengan jalan membaca, mengkaji dan mempelajari buku-buku,
dokumen-dokumen laporan yang berkaitan dengan apa yang di analisis.
2. Bahan – bahan tambahan yang
didapatkan melalui Intenet.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini di bagi menjadi 4 bab, sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN, Pada bab ini yang merupakan pendahuluan, terdiri atas
latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian
dan sistematika penulisan.
BAB II : DASAR TEORI, Pada bab ini diuraikan sekilas mengenai pengertian
/definisi dari materi yang akan di bahas dalam makalah ini serta jenis dan
bagiannya.
BAB III : PEMBAHASAN, Pada bab ini menguraikan mengenai permasalahan yang akan
di kaji dalam penyusunan makalah ini yaitu permasalahan di bidang
ekonomi”Kemiskinan”
BAB IV : PENUTUP, Pada bab penutup ini berisikan tentang kesimpulan dan
saran dari penyusunan makalah kami mengenai Kemiskinan di Negara Indonesia.
BAB
II
LANDASAN
TEORI
Ada dua kondisi yang menyebabkan
kemiskinan bisa terjadi, yaitu kemiskinan alami dan kemiskinan buatan.
kemiskinan alami terjadi akibat sumber daya alam (SDA) yang terbatas,
penggunaan teknologi yang rendah dan bencana alam. Kemiskinan Buatan
diakibatkan oleh imbas dari para birokrat kurang berkompeten dalam penguasaan
ekonomi dan berbagai fasilitas yang tersedia, sehingga mengakibatkan susahnya
untuk keluar dari kemelut kemiskinan tersebut. Dampaknya, para ekonom selalu
gencar mengkritik kebijakan pembangunan yang mengedepankan pertumbuhan
ketimbang dari pemerataan.
Sebelum Kita menbahas Lebih jauh
mengenai Kemiskinan di Negara Indonesia ini,ada baiknya kita mengetahui apa itu
Teori,Kemiskinan dan apakah sudut pandang atau hubungan antara kemiskinan
dengan Sosiologi Politik.
A.
Pengertian
1.
Teori
Secara umum, teori adalah sebuah sistem
konsep abstrak yang mengindikasikan adanya hubungan diantara konsep-konsep
tersebut yang membantu kita memahami sebuah fenomena. Sehingga bisa dikatakan
bahwa suatu teori adalah suatu kerangka kerja konseptual untuk mengatur
pengetahuan dan menyediakan suatu cetak biru untuk melakukan beberapa tindakan
selanjutnya.
1.1 Teori menurut para ahli
Adapun
pengertian dari teori yang di utarakan oleh beberapa para ahli,berikut
pengertiannya:
a.
Jonathan
N Tuner
Teori
adalah sebuah proses mengembangkan ide-ide yang membantu kita menjelaskan
bagaimana dan mengapa suatu peristiwa terjadi
b.
Littlejohn
dan Karen Foss
Teori
merupaka sebuah sistem konsep yang abstrak dan hubungan-hubungan konsep
tersebut yang membantu kita untuk memahami sebuah fenomena
c.
Kerlinger
Teori
adalah konsep-konsep yang berhubungan satu sama lainnya yang mengandung suatu
pandangan sistematis dari suatu fenomena.
d.
Nazir
Teori
adalah pendapat yang dikemukakan sebagai keterangan mengenai suatu peristiwa
atau kejadian.
Tiga
hal yang perlu diperhatikan jika kita ingin mengenal lebih lanjut tentang teori
adalah:
1) Teori
merupakan suatu proporsi yang terdiri dari konstrak yang sudah didefinisikan
secara luas sesuai dengan hubungan unsur-unsur dalam proporsi tersebut secara
jelas.
2) Teori
menjelaskan hubungan antar variable sehingga pandangan yang sistematik dari
fenomena yang diterangkan variabel-variabel tersebut dapat jelas.
3) Teori
menerangkan fenomena dengan cara menspesifikasikan variable yang saling berhubungan.
2.
Kemiskinan
Kemiskinan
adalah keadaan dimana terjadi kekurangan hal-hal yang biasa untuk dipunyai
seperti makanan , pakaian , tempat berlindung dan air minum, hal-hal ini
berhubungan erat dengan kualitas hidup . Kemiskinan kadang juga berarti tidak
adanya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan yang mampu mengatasi masalah
kemiskinan dan mendapatkan kehormatan yang layak sebagai warga negara.
2.1.Kemiskinan Menurut
para Ahli
Zygmunt
Baumant (1998:1) merinci setidaknya terdapat 3 pendekatan
dalam mendefinisikan kemiskinan.
a. Kemiskinan
yang dideskripsikan sebagai kekurangan material need. Kemiskinan, dalam hal
ini, didefinisikan sebagai kondisi di mana seseorang atau sebuah komunitas
kekurangan esensial untuk memenuhi standar kehidupan minimum yang terdiri dari
sandang, pangan, papan (sumberdaya material).
b. Kemiskinan
yang dideskripsikan dari aspek hubungan dan kebutuhan sosial, seperti social
exclusion (pengucilan sosial), ketergantungan, dan kemampuan untuk
berpartisipasi dalam masyarakat, termasuk pendidikan dan informasi.
c. Kemiskinan
yang dideskripsikan sebagai kurangnya pendapatan dan kemakmuran—yang ditetapkan
berdasarkan indikator-indikator tertentu. Dari sinilah munculnya pemilahan
kemiskinan secara global berdasarkan pendapatan harian keluarga, yaitu kurang
dari $1 atau $2 sehari.
2.2 Konsep
Kemiskinan
Kemiskinan
dapat dilihat dari dua sisi yaitu kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif.
Kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif adalah konsep kemiskinan yang mengacu
pada kepemilikan materi dikaitkan dengan standar kelayakan hidup seseorang atau
kekeluarga. Kedua istilah itu menunjuk pada perbedaan sosial (social
distinction) yang ada dalam masyarakat berangkat dari distribusi
pendapatan. Perbedaannya adalah bahwa pada kemiskinan absolut ukurannya sudah
terlebih dahulu ditentukan dengan angka-angka nyata (garis kemiskinan) dan atau
indikator atau kriteria yang digunakan, sementara pada kemiskinan relatif
kategori kemiskinan ditentukan berdasarkan perbandingan relatif tingkat
kesejahteraan antar penduduk.
2.3.Pemahaman Mengenai
Kemiskinan
Kemiskinan
dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup :
a. Gambaran
kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari,
sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami
sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.
b. Gambaran
tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan
ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini
termasukpendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari
kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan
tidak dibatasi pada bidang ekonomi.
c. Gambaran
tentang kurangnya penghasilan dan kekayaanyang memadai. Makna
"memadai" di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik
dan ekonomi di seluruh dunia.
2.4.Dimensi kemiskinan
Adapun Dimensi Kemiskinan yang di bagi
dalam beberapa macam di mensi,berikut penjelasannya:
a. Dimensi
Mikro : mentalitas materialistic dan ingin serba cepat ( instan )
b. Dimensi
Mezzo : melemahnya social trust ( kepercayaan social ) dalam suatu komunitas
dan organisasi, dan otomatis hal ini sangat berpengaruh terhadap si subyek itu
sendiri.
c. Dimensi
Makro : kesenjangan (ketidakadilan) pembangunan daerah yang minus (desa) dengan
daerah yang surplus (kota), strategi pembangunan yang kurang tepat (tidak
sesuai dengan kondisi sosio-demografis) masyarakat Indonesia
d. Dimensi
Global : adanya ketidakseimbangan relasi antara Negara yang sudah berkembang
dengan Negara yang sedang berkembang.
3. Sosiologi
Kata sosiologi berasal dari bahasa
Latin, yaitu Socius dan Logos. Socius berarti kawan, teman. Logos berarti ilmu
pengetahuan. Jadi, sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang masyarakat.
Sedangkan masyarakat itu sendiri adalah sekelompok individu yang mempunyai
hubungan, memiliki kepentingan bersama, dan memiliki budaya.
Sosiologi mempelajari masyarakat, perilaku masyarakat, dan perilaku sosial manusia dengan mengamati perilaku kelompok yang dibangunnya. Kelompok tersebut mencakup keluarga, suku bangsa, negara dan berbagai organisasi politik, ekonomi, dan sosial.
Sosiologi mempelajari masyarakat, perilaku masyarakat, dan perilaku sosial manusia dengan mengamati perilaku kelompok yang dibangunnya. Kelompok tersebut mencakup keluarga, suku bangsa, negara dan berbagai organisasi politik, ekonomi, dan sosial.
3.1.Sosiologi
menurut para ahli
a. Pitirim Sorokin
Sosiologi adalah ilmu yang
mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala sosial
(misalnya gejala ekonomi, gejala keluarga, dan gejala moral), sosiologi adalah
ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial
dengan gejala non-sosial, dan yang terakhir, sosiologi adalah ilmu yang
mempelajari ciri-ciri umum semua jenis gejala-gejala sosial lain.
b. Selo Sumardjan dan Soelaeman Soemardi
Sosiologi adalah ilmu kemasyarakatan
yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk perubahan
sosial. Menurut pengertian dari berbagai tokoh, dapat disimpulkan bahwa
sosiologi adalah ilmu yang membicarakan apa yang sedang terjadi saat ini,
khususnya pola hubungan masyarakat serta timbal balik antara gejala-gejala sosial
dengan gejala nonsosial.
c. Agus Comte
Sosiologi adalah Suatu disiplin ilmu yang bersifat positif yaitu
mempelajari gejala-gejala dalam masyarakat yang didasarkan pada pemikiran yang
bersifat rasional dan ilmiah.
4. Politik
Politik adalah suatu proses
pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang berwujud proses
pembuatan keputusan, khususnya negara.
4.1.Politik
menurut Para ahli
a. Aristoteles
Menurut Aristoteles, politik adalah
usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama.
b. Suenarji
Menurut beliau politik dapat di
lihat dari berbagai sudut pandang yang berbeda, antara lain:
1)
Politik adalah hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan
pemerintahan dan Negara.
2)
Politik merupakan kegiatan yang diarahkan untuk
mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan di masyarakat.
3)
Politik adalah segala sesuatu tentang proses perumusan
dan pelaksanaan kebijakan politik.
5. Sosiologi Politik
Sosiologi
politik adalah sebuah penyelidikan antara masalah-masalah yang berkesinambungan
antara masyarakat dan politik. Dalam korelasinya turut serta membahas struktur,
kebudayaan, tingkah laku, pendekatan dan perkembangan melalui metode
penelitian.
5.1.Sosiologi Politik Menurut Para Ahli
a. Drs. Mangohi Rahuman, M.Si. Sosiologi Politik :
Penelitian
mengenai hubungan antara masalah-masalah politik dalam masyarakat antara
struktur sosial dan struktur politik, dan antara tingkah laku sosial dengan
tingkah laku politik.
b. Kolkorj 1987 :
Sebagai studi yang mempelajari partisipasi dalam pembuatan kegiatan tentang
kehidupan yang luas dan yang menyempit.
c. Rush dan Ahoff :
Sebagai proses khususnya, proses
hubungan antara masyarakat dan politik, hubungan antara struktur-struktur
sosial dan hubungan antara tingkah laku sosial dan tingkah laku politik.
d. Pitirim Sorokin :
Ilmu yang mempelajari tentang hubungan dan pengaruh timbal balik antara
aneka macam gejala sosial, hubungan dan saling pengaruh antara gejala-gejala
sosial dan gejala non-sosial , ciri-ciri umum semua jenis gejala sosial.
5.2.Konsep Sosiologi Politik
Konsep
sosiologi politik menyangkut empat konsep yaitu sosialisasi politik,
partisipasi politik, rekruitmen politik dankomunikasi politik.
a. Sosialisasi
politik adalah proses pengenalan seseorang terhadap sistem politik untuk
menentukan persepsinya mengenai politik serta reaksi-reaksinya terhadap
gejala-gejala politik.
b. Partisipasi
poolitik adalah keterlibatan seseorang terhadap sistem politik pada bermacam
tingkatan.
c. Rekruitmen
politik adalah proses pendaftaran seseorang untuk mendapat sebuah jabatan.
d. Komunikasi
politik adalah proses pengalokasian informasi dari sistem politik kepada sistem
politik dan sistem sosial.
5.3Asal Mula perkembagan Sosiologi Politik
Teori-teori yang dicetuskan oleh
pemikir-pemikir terkemuka berpengaruh besar terhadap studi-studi politik. Maka
tidak mengherankan muncul studi-studi yang dapat di golongkan dalam bidang
“sosiologi politik”. Asal mula sosiologi politik sebagai bidang suatu studi
sulit ditetapkan secara pasti. Namun hal ini bisa ditelusuri dari karya-karya
sosiolog atau ilmuwan politik mengenai tema-tema sosiologi politik.
5.4.Titik Pandang Sosialogi Politik
Titik pandang yang dimaksudkan di
sini adalah sudut pandang atau pendekatan, metode yang dipakai oleh para ahli
sosiologi politik untuk mempelajari masalah-masalah yang menjadi objek
perhatian mereka. Umumnya para ahli sosiologi politik mempelajari
masalah-masalah seperti berikut :
a. Kondisi –
kondisi apakah yang menimbulkan tertib politik atau kekacauan politik dalam
masyarakat?
b. Mengapa sistem-sistem
politik tertentu dianggap sah atau tidak sah oleh warga negara?
c. Mengapa
sistem-sistem politik tertentu stabil, sedangkan yang lainnya tidak ?
d. Mengapa ada
pemerintahan yang demokratis, dan mengapa ada yang totaliter? Mengapa pula ada
pemerintahan yang merupakan kombinasi antara keduanya.
BAB
III
PEMBAHASAN
Kemiskinan sebagai suatu penyakit sosial
ekonomi tidak hanya dialami oleh negara-negara yang sedang berkembang, tetapi
juga negara-negara maju, seperti Inggris dan Amerika Serikat. Negara Inggris
mengalami kemiskinan di penghujung tahun 1700-an pada era kebangkitan revolusi
industri yang muncul di Eropa. Pada masa itu kaum miskin di Inggris berasal
dari tenaga-tenaga kerja pabrik yang sebelumnya sebagai petani yang mendapatkan
upah rendah, sehingga kemampuan daya belinya juga rendah. Mereka umumnya
tinggal di permukiman kumuh yang rawan terhadap penyakit sosial lainnya,
seperti prostitusi, kriminalitas, pengangguran. Berikut sedikit penjelasan
mengenai kemiskinan yang sudah menjadi dilema mengglobal yang sangat sulit
dicari cara pemecahan terbaiknya.
A.
Indikator-indikator
Kemiskinan
Untuk menuju solusi kemiskinan penting
bagi kita untuk menelusuri secara detail indikator-indikator kemiskinan
tersebut.Adapun indikator-indikator kemiskinan sebagaimana di kutip dari Badan
Pusat Statistika, antara lain sebagi berikut:
1. Ketidakmampuan
memenuhi kebutuhan konsumsi dasar (sandang, pangan dan papan).
2. Tidak
adanya akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya (kesehatan, pendidikan,
sanitasi, air bersih dan transportasi).
3. Tidak
adanya jaminan masa depan (karena tiadanya investasi untuk pendidikan dan
keluarga).
4. Kerentanan
terhadap goncangan yang bersifat individual maupun massa.
5. Rendahnya
kualitas sumber daya manusia dan terbatasnya sumber daya alam.
6. Kurangnya
apresiasi dalam kegiatan sosial masyarakat.
7. Tidak
adanya akses dalam lapangan kerja dan mata pencaharian yang berkesinambungan.
8. Ketidakmampuan
untuk berusaha karena cacat fisik maupun mental.
9. Ketidakmampuan
dan ketidaktergantungan sosial (anak-anak terlantar, wanita korban kekerasan
rumah tangga, janda miskin, kelompok marginal dan terpencil).
Beberapa contoh kasus
kemiskinan yang Pernah terjadi di indonesia yaitu diantaranya :
1. Februari
2008, di Makassar, Sulsel; seorang ibu (45 th) dan seorang anak balitanya (4
th) meninggal dalam kondisi 3 hari kelaparan dan diare akut. Para tetangga,
begitu pula RT/RW-nya, diberitakan tidak ada yang tahu karena mereka tidak
pernah meminta-minta.
2. Mei
2008, seorang anak yatim laki2 usia SD di Cibinong terpaksa tidak sekolah
karena harus menjaga 2 adiknya yang masih kecil. Ibunya harus mencari nafkah
dengan pendapatan yang kecil sehingga tidak mencukupi untuk membayar pembantu
rumah tangga.
3. Jatah
beras miskin (raskin) yang didrop via ke-tua RT 1 x/ bulan tidak bisa ditebus
oleh yang berhak. Saat beras datang, mereka tidak sanggup mengganti biaya
transportasi karena sedang tidak punya uang (karena memang benar2 miskin).
Akhirnya beras dibeli oleh orang yang lebih mampu.
4. Riba
eceran (pinjaman bernilai kecil) banyak terja-di di kalangan orang miskin.
Hutang Rp 200.000,- mesti dibayar Rp 8.000 per hari x 30 hari (bunga 20%/bulan)
5. Makassar,
Maret 2008, seorang ibu miskin, sehabis bersalin, berniat menjual bayinya agar
bisa membayar biaya pesalinan Rp300 ribu.
6. Di
Bekasi, Maret 2008, seorang ibu membenamkan 2 anaknya sehingga mati karena
kemiskinan
Dari kasus tersebut terbukti bahwa
kemiskinan sangat berpengaruh terhadap masing masing individu,yang mana di
dalam sosiologi,sosiologi juga membahas kemiskinan yang mana kemiskinan
tersebut berdampak pada masing masing indifidu dalam berkehidupan
bermasyarakat.
B.
Penyebab
Kemiskinan
Dibawah ini akan di jabarkan beberapa
penyebab secara umum,faktor-faktor maupaun pengaruh dalam kemiskinan.
1.
faktor-faktor
penyebab kemiskinan di Indonesia.
Adapun faktor faktor yang mempengaruhi
penyebab terjadinya kemiskinan di indonesia adalah sebagai berikut:
a. Tingkat
pendidikan masyarakat yang rata-rata masih rendah.
b. Cara
berpikir yang masih tradisional dan konservatif, apatis, dan anti akan hal-hal
yang baru.
c. Mentalitas
dan etos kerja yang kurang baik.
d. Keadaan
alam yang kurang mendukung.
e. Tidak
adanya potensi atau produk andalan.
f. Adanya
Bencana Alam.
g. Keterisoliran
secara geografis dari pusat
h. Rendahnya
kinerja aparatur pemerintah.
i.
Adanya budaya korup di Indonesia.
j.
Rendahnya produktivitas dan pertumbuhan
modal.
k. Pengelolaan
ekonomi yang masih menggunakan cara tradisional.
l.
Tata pemerintahan yang buruk.
m. Terbatasnya
kemampuan dalam pengelolaan SDA.
2.
kondisi
yang menyebabkan terjadinya kemiskinan diIndonesia.
Dari segi kondisi faktor penyebab
terjadinya kemiskinan di indonesia di bagi atas dua kondisi yaitu di antaranya:
a. Kemiskinan
Alamiah, terjadi akibat SDA yang terbatas, penggunaan teknologi yang masih
rendah, dan bencana alam.
Contohnya:
seperti
sumberdaya alam yang terbatas( tidak ada hasil alam),dan adanya bencana alam
yang cukup besar yang dapat menimbulkan kerugian fisik maupun non fisik yang
sangat besar.
b. Kemiskinan
Buatan, terjadi karena lembaga-lembaga yang ada di masyarakat membuat sebagian
anggota masyarakat tidak mampu menguasai sarana ekonomi dan berbagai fasilitas
lain yang tersedia.
Contohnya:
1) Kecelakaan
merupakan salah satu penyebab terjadinya kemiskinan diIndonesia, karena
kecelakaan yang fatal mempunyai multidampak, bias berdampak psikologis, social,
ekonomis, dan lain-lain. Misalnya cacat seumur hidup dapat membuat korban
menjadi patah semangat, sehingga mereka tidak memiliki motivasi untuk melakukan
sebuah usaha, dan lainnya.
2) Globalisasi
juga telah melahirkan kemiskinan dan ketimpangan global, sehingga mereka yang
tidak mampu tidak memiliki akses terhadap sumber daya yang cukup, baik untuk
memproduksi ataupun membeli makanan yang layak.
3) adanya
swastanisasi. Perusahaan-perusahaan yang menghasilkan produk yang menguasai
hajat orang banyak. Swastanisasi ternyata menimbulkan dampak negatif dalam
distribusi pendapatan, yakni memperlebar kesenjangan kesejahteraan antara si
miskin dan si kaya.
3.
Aspek
penyebab kemiskinan secara majemuk
Terdapat beberapa aspek yang menyebabkan terjadinya kemiskinan secara majemuk yang meliputi 3
aspek. yaitu:
a. Kelembagaan,
rakyat miskin tidak punya akses ke pembuat keputusan dan kebijakan, sedangkan
kelembagaan yang ada tidak pernah menjaring atau menyalurkan aspirasi yang
muncul dari bawah, dan setiap kebutuhan rakyat miskin sudah didefinisikan dari
atas oleh kelembagaan yang ada, sehingga kemiskinan tidak dapat terselesaikan.
b. Regulasi,
kebijakan pemerintah yang mengutamakan kepentingan ekonomi. Kebijakan ekonomi
dalam investasi modal pada sektor-sektor industri yang tidak berbasis pada
potensi rakyat menutup kesempatan masyarakat untuk mengembangkan potensinya dan
menjadi akar proses pemiskinan.
c. Good
governance, tidak adanya transparansi dan keterbukaan pada pembuatan dan
pelaksanaan kebijakan yang mengakibatkan kebijakan hanya bisa diakses oleh
orang-orang tertentu. Segala bentuk regulasi diputuskan oleh lembaga-lembaga
pembuat kebijakan tanpa mengikutkan para pelaku yang terlibat dan tidak
memahami aspirasi rakyat miskin sehingga kebijakan yang muncul tidak mendukung
rakyat miskin.
4.
Penyebab
kemiskinan Menurut Para ahli
Adapun
sebb terjadinya kemiskinan yang mana di utarakan oleh para ahli,di antaranya
adalah:
a.
Menurut
Kuncoro
Adapun Penyebab penyebab kemiskinan yang
di sampaikan menurut kuncoro seorang pengamat perekonomian negara dalam bukunya
yang berjudul penyakit lama perekonomian Negara,yaitu sebagai berikut:
1) Secara
makro, kemiskinan muncul karena adanya ketidaksamaan pola kepemilikan sumber
daya yang menimbulkan distribusi pendapatan timpang, penduduk miskin hanya
memiliki sumber daya dalam jumlah yang terbatas dan kualitasnya rendah
2) kemiskinan
muncul akibat perbedaan kualitas sumber daya manusia karena kualitas sumber
daya manusia yang rendah berarti produktivitas juga rendah, upahnyapun rendah.
3) kemiskinan
muncul sebab perbedaan akses dan modal
b.
Menurut
Sendalam Ismawan
Sendalam ismawan (2003:102) mengutarakan
bahwa penyebab kemiskinan dan keterbelakangan adalah persoalan aksesibilitas.
Akibat keterbatasan dan ketertiadaan akses manusia mempunyai keterbatasan
(bahkan tidak ada) pilihan untuk mengembangkan hidupnya, kecuali menjalankan
apa terpaksa saat ini yang dapat dilakukan (bukan apa yang seharusnya
dilakukan). Dengan demikian manusia mempunyai keterbatasan dalam melakukan
pilihan, akibatnya potensi manusia untuk mengembangkan hidupnya menjadi
terhambat.
5.
Penyebab
Kemiskinan secara umum
Dari beberapa macam penyebab yang di
bahas sebelumnya, dapat di simpulkan bahwa secara umum penyebab terjadinya
kemiskinan dapat di jabarkan menjadi beberapa bagian yaitu sebagai berikut:
a.
Laju
Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk Indonesia terus
meningkat. Di setiap 10 tahun menurut hasil sensus penduduk. Menurut data Badan
Pusat Statistik (BPS) di tahun 1990 Indonesia memiliki 179 juta lebih penduduk.
Kemudian di sensus penduduk tahun 2000 penduduk meningkat sebesar 27 juta
penduduk atau menjadi 206 juta jiwa. dapat diringkaskan pertambahan penduduk
Indonesia persatuan waktu adalah sebesar setiap tahun bertambah 2,04 juta orang
pertahun atau, 170 ribu orang perbulan atau 5.577 orang perhari atau 232 orang
perjam atau 4 orang permenit. Banyaknya jumlah penduduk ini membawa Indonesia
menjadi negara ke-4 terbanyak penduduknya setelah China, India dan Amerika.
b.
Angkatan
Kerja, Penduduk yang Bekerja dan Pengangguran.
Secara garis besar penduduk suatu negara
dibagi menjadi dua yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Yang tergolong
sebagi tenaga kerja ialah penduduk yang berumur didalam batas usia kerja.
Batasan usia kerja berbeda-beda disetiap negara yang satu dengan yang lain.
Batas usia kerja yang dianut oleh Indonesia ialah minimum 10 tahun tanpa batas
umur maksimum. Jadi setiap orang atausemua penduduk berumur 10 tahun tergolong
sebagai tenaga kerja. Sisanya merupakan bukan tenaga kerja yang selanjutnya
dapat dimasukan dalam katergori bebabn ketergantungan. Tenaga kerja (manpower)
dipilih pula kedalam dua kelompok yaitu angkatan kerja (labor force) dan bukan
angkatan kerja. Yang termasuk angkatan kerja ialah tenaga kerja atau penduduk
dalam usia kerja yang bekerja atau mempunyai pekerjaan namun untuk sementara
tidak bekerja, dan yang mencari pekerjaan. Seangkan yang termasuk sebagai bukan
angkatan kerja adalah tenaga kerja dalam usia kerja yang tidak sedang bekerja,
tidak mempunyai pekerjaan dan tidak sedang mencari pekerjaan, yakni orang-orang
yang kegiatannya bersekolah, mengurus rumah tangga, serta orang yang menerima
pendapatan tapi bukan merupakan imbalan langsung atas jasa kerjanya.
c.
Distribusi
Pendapatan dan Pemerataan Pembangunan
Distribusi pendapatan nasional
mencerminkan merata atau timpangnya pembagian hasil pembangunan suatu negara di
kalangan penduduknya. Kriteria ketidakmerataan versi Bank Dunia didasarkan atas
porsi pendapatan nasional yang dinikmati oleh tiga lapisan penduduk, yakni 40%
penduduk berpendapatan rendah (penduduk miskin); 40% penduduk berpendapatan
menengah; serta 20% penduduk berpemdapatan tertinggi (penduduk terkaya).
Pendapatan penduduk yang didapatkan dari
hasil pekerjaan yang mereka lakukan relatif tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari
sedangkan ada sebagian penduduk di Indonesia mempunyai pendapatan yang
berlebih. Ini disebut juga sebagai ketimpangan. Ketimpangan pendapatan yang
ekstrem dapat menyebabkan inefisiensi ekonomi. Penyebabnya sebagian adalah pada
tingkat pendapatan rata ± rata bearapa pun, ketimpangan yang semakin tinggi
akan menyebabkan semakin kecilnya bagian populasi yang memenuhi syarat untuk
mendapatkan pinjaman atau sumber kredit. Selain itu ketimpangan dapat
menyebabkan alokasi aset yang tidak efisien. Ketimpangan yang tinggi
menyebabkan penekanan yang terlalu tinggi pada pendidikan tinggi dengan
mengorbankan kualitas universal pendidikan dasar, dan kemudian menyebabkan
kesenjangan pendapatan yang semakin melebar.
d.
Tingkat
pendidikan yang rendah.
Rendahnya
kualitas penduduk juga merupakan salah satu penyebab kemiskinan di suatu
negara. Ini disebabkan karena rendahnya tingkat pendidikan dan tingkat
pengetahuan tenaga kerja. Untuk adanya perkembangan ekonomi terutama industry,
jelas sekali dibuthkan lebih banyak teanga kerja yang mempunyai skill atau
paling tidak dapat membaca dan menulis. Menurut Schumaker pendidikan merupakan
sumber daya yang terbesar manfaatnya dibandingkan faktor-faktor produksi lain.
e.
Biaya
kehidupan yang tinggi.
Melonjak tingginya biaya kehidupan di
suatu daerah adalah sebagai akibat dari tidak adanya keseimbangan pendapatan
atau gaji masyarakat. Tentunya kemiskinan adalah konsekuensi logis dari realita
di atas. Hal ini bisa disebabkan oleh karena kurangnya tenaga kerja ahli,
lemahnya peranan wanita di depan publik dan banyaknya pengangguran.
f.
Pembagian
subsidi in come pemerintah yang kurang merata.
Hal ini selain menyulitkan akan
terpenuhinya kebutuhan pokok dan jaminan keamanan untuk para warga miskin, juga
secara tidak langsung mematikan sumber pemasukan warga. Bahkan di sisi lain
rakyat miskin masih terbebani oleh pajak negara.
g.
Kurangnya
perhatian dari pemerintah
Pemerintah
yang kurang peka terhadap laju pertumbuhan masyarakat miskin dapat menjadi
salah satu faktor kemiskinan. Pemerintah tidak dapat memutuskan kebijakan yang
mampu mengendalikan tingkat kemiskinan di negaranya.
h.
Merosotnya
standar perkembangan pendapatan per-kapita secara global.
Yang penting digarisbawahi di sini
adalah bahwa standar pendapatan per-kapita bergerak seimbang dengan
produktivitas yang ada pada suatu sistem. Jikalau produktivitas berangsur
meningkat maka pendapatan per-kapita pun akan naik. Begitu pula sebaliknya,
seandainya produktivitas menyusut maka pendapatan per-kapita akan turun
beriringan.
Berikut
beberapa faktor yang mempengaruhi kemerosotan standar perkembangan pendapatan
per-kapita:
1) Naiknya
standar perkembangan suatu daerah.
2) Politik
ekonomi yang tidak sehat.
3) Faktor-faktor
luar neger, diantaranya:
a) Rusaknya
syarat-syarat perdagangan
b) Beban
hutang
c) Kurangnya
bantuan luar negeri, dan
d) Perang
i.
Menurunnya
etos kerja dan produktivitas masyarakat.
Terlihat jelas faktor ini sangat urgen
dalam pengaruhnya terhadap kemiskinan. Oleh karena itu, untuk menaikkan etos
kerja dan produktivitas masyarakat harus didukung dengan SDA dan SDM yang
bagus, serta jaminan kesehatan dan pendidikan yang bisa dipertanggung jawabkan
dengan maksimal.
C.
Dampak
kemiskinan
Kemiskinan yang mana sudah menjadi
penyakit bangsa ini mempunyai dampak yang sangar besar demi perkembangan atau
kemajuan negara dalam mensejahterakan rakyatnya,berikut kami akan membahas apa
saja yang menjadi dampak dari kemiskinan tersebut yang mana terdiri dari:
1.
Dampak
Negatif Kemiskinan
Dampak Negatif kemiskinan dapat kita
lihat dari beberapa segi yaitu diantaranya adalah:
a.
Dari
Segi lapangan Pekerjaan
Meluasnya
pengangguran sebenarnya bukan saja disebabkan rendahnya tingkat pendidikan
seseorang. Tetapi, juga disebabkan kebijakan pemerintah yang terlalu
memprioritaskan ekonomi makro atau pertumbuhan [growth]. Ketika terjadi krisis
ekonomi di kawasan Asia tahun 1997 silam misalnya banyak perusahaan yang
melakukan perampingan jumlah tenaga kerja. Sebab, tak mampu lagi membayar gaji
karyawan akibat defisit anggaran perusahaan. Akibatnya jutaan orang terpaksa
harus dirumahkan atau dengan kata lain meraka terpaksa di-PHK [Putus Hubungan
Kerja].
b.
Kekerasan(
Kriminal)
Sesungguhnya
kekerasan yang marak terjadi akhir-akhir ini merupakan efek dari pengangguran.
Karena seseorang tidak mampu lagi mencari nafkah melalui jalan yang benar dan
halal. Ketika tak ada lagi jaminan bagi seseorang dapat bertahan dan menjaga
keberlangsungan hidupnya maka jalan pintas pun dilakukan. Misalnya, merampok,
menodong, mencuri, atau menipu [dengan cara mengintimidasi orang lain] di atas
kendaraan umum dengan berpura-pura kalau sanak keluarganya ada yang sakit dan
butuh biaya besar untuk operasi. Sehingga dengan mudah ia mendapatkan uang dari
memalak.
Contoh:
a)
Tetoris
bom bunuh diri
teroris
bom buninh diri,rata rata orng yang melakukan bunuh diri adalah orang yang
miskin,kepepet,tidak bekerja dan membutuhkan uang,dengan iming imingan uang
yang banyak untuk melakukan bom bunuh diri,mungkin patut di coba.apapun di
lakukan demi uang,padahal belum tentu setelah mati mendapatkan uangnya.
b)
Pembunuhan
Seorang Ibu membunuh 2 anak kandungnya ssendiri dengan cara
menceburkannya ke sungai akibat tidak sanggup membiayainya ( miskin )
c) Berebutan
sedekah sehingga ter-injak-injak (padahal ada orang yang berhak namun tidak
mendapatkan nya )
d) Fasilitas
umum / produksi (pabrik), yang dibangun dengan waktu yang cukup lama dan biaya
besar, dirusak dalam sekejap oleh masyarakat / karyawan sendiri.
c.
Pendidikan
Tingkat
putus sekolah yang tinggi merupakan fenomena yang terjadi dewasa ini. Mahalnya
biaya pendidikan membuat masyarakat miskin tidak dapat lagi menjangkau dunia
sekolah atau pendidikan. Jelas mereka tak dapat menjangkau dunia pendidikan
yang sangat mahal itu. Sebab, mereka begitu miskin. Untuk makan satu kali
sehari saja mereka sudah kesulitan.walaupun sekarang terdapat dana bos tetapi
dana tersebut hanya berupa pembebasan uang spp dan buku saja,belum termasuk
biaya pungutan pungutan yang di lakukan oleh sekolah dan banyaknya peralatan
sekolah yang harus di beli.
Contohnya:
seorang
penarik becak misalnya yang memiliki anak cerdas bisa mengangkat dirinya dari
kemiskinan ketika biaya untuk sekolah saja sudah sangat mencekik leher.
Sementara anak-anak orang yang berduit bisa bersekolah di perguruan-perguruan
tinggi mentereng dengan fasilitas lengkap. Jika ini yang terjadi sesungguhnya
negara sudah melakukan "pemiskinan struktural" terhadap rakyatnya.
Akhirnya
kondisi masyarakat miskin semakin terpuruk lebih dalam. Tingginya tingkat putus
sekolah berdampak pada rendahya tingkat pendidikan seseorang. Dengan begitu
akan mengurangi kesempatan seseorang mendapatkan pekerjaan yang lebih layak.
Ini akan menyebabkan bertambahnya pengangguran akibat tidak mampu bersaing di
era globalisasi yang menuntut keterampilan di segala bidang.
d.
Kesehatan
Seperti
kita ketahui, biaya pengobatan sekarang sangat mahal. Hampir setiap klinik
pengobatan apalagi rumah sakit swasta besar menerapkan tarif atau ongkos
pengobatan yang biayanya melangit. Sehingga, biayanya tak terjangkau oleh
kalangan miskin.
e.
Konflik
Sosial
konflik
sosial bernuansa SARA. Tanpa bersikap munafik konflik SARA muncul akibat
ketidakpuasan dan kekecewaan atas kondisi miskin yang akut. Hal ini menjadi
bukti lain dari kemiskinan yang kita alami. M Yudhi Haryono menyebut akibat
ketiadaan jaminan keadilan "keamanan" dan perlindungan hukum dari
negara, persoalan ekonomi-politik yang obyektif disublimasikan ke dalam
bentrokan identitas yang subjektif.
2.
Dampak
Positif kemiskinan
Sebagai
warga negara yang tingkat pendapatannya rendah atau miskin tidak perlu berkecil
hati karena dari kemiskinan dapat pula kita tarik dampak positifnya,Bila kita
amati secara mendetai ,kemiskinan juga memiliki daya guna,antara lain:
a. Menambah
nilai guna suatu barang.
Contoh:
jika kita memiliki pakaian
bekas, pasti jika tidak di jadikan kain
lap, pasti di kasihkan kepada seseorang,dari pada menumpuk . dan tidak mungkin
kita kasihkan kepada orang mampu(kaya),melainkan kepada orang tidak mampu (
miskin) nilai guna baju tersebut juga akan lebih panjang atau berguna bila di
pakai orang miskin.
b. Memperkuat
status sosial seseorang. jika kita orang kaya, kita akan lebih terpandang bila
punya anak buah yang banyak. apakah anak buahnya atau pembantunya orang
kaya,mana ada orang kaya mau jadi pembantu, tentu tidak!! pasti orang miskin.
c. Untuk
mengerjakan pekerjaan paling Hina dan kotor. jika tidak ada orang miskin, siap
yang akan menyapu jalan raya,siapa yang mau membersihkan parit dan riol yang
bau, siapa yang mau menguras septik tank kalo penuh, apakah orang kaya mau
melakukan pekerjaan itu,tentu tidak?
d. sebagai TUMBAL PEMBANGUNAN. kalo kita punya
tanah dan tanah tersebut akan di jadikan sarana umum, maka tanah kita tsb akan
di bayar dengan layak. sedangkan untuk pemukiman kumuh, hal tersebut jarang
sekali terjadi.
e. Sebagai
sarana ibadah. setiap agama pasti diajarkan menyantuni orang miskin. dalam
agama saya (islam), zakat (sejenis sedekah tapi hukumnya WAJIB) termasuk dalam
hukum islam. jika saya tidak berzakat maka saya belum sempurna Islamnya. bagai
mana kalo semua orang di dunia ini jadi kaya, mau di berikan siapa zakat
tersebut. sedangkan syarat zakat harus di berikan pada fakir miskin.
f. Membuka
lapangan kerja. aneh memang. tapi dari kemiskinan akan terbuka lapangan kerja
baru. antara lain, tukang kredit(jika semua orang kaya mana ada yang mau
kredit),jasa transportasi (becak) dan yang paling menghasilkan dan beromzet
milyaran dollar per hari dari seluruh dunia adalah JUDI. judi merupakan sarana
untuk menjadikan duit yang sedikit menjadi berlipat. 80% orang yang berjudi
adalah orang miskin.
jadi
kemiskinan bukan selalu berdampak negatif.kekayaan tidak ada artinya jika tidak
ada kemiskinan.
D.
Kebijakan
dan Program Penuntasan Kemiskinan
Upaya penanggulangan kemiskinan
Indonesia telah dilakukan dan menempatkan penanggulangan kemiskinan sebagai
prioritas utama kebijakan pembangunan nasional. Kebijakan kemiskinan merupakan
prioritas Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2004-2009 dan dijabarkan
lebih rinci dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) setiap tahun serta digunakan
sebagai acuan bagi kementrian, lembaga dan pemerintah daerah dalam pelaksanaan
pembangunan tahunan.
Sebagai wujud gerakan bersama dalam
mengatasi kemiskinan dan mencapai Tujuan pembangunan Milenium, Strategi
Nasional Pembangunan Kemiskinan (SPNK) telah disusun melalui proses
partisipatif dengan melibatkan seluruh stakeholders pembangunan di Indonesia.
Selain itu, sekitar 60 % pemerintah kabupaten/ kota telah membentuk Komite
penanggulangan Kemiskinan Daerah (KPKD) dan menyusun Strategi Penanggulangan
Kemiskinan Daerah (SPKD) sebagai dasar arus utama penanggulangan kemiskinan di
daerah dan mendorong gerakan sosial dalam mengatasi kemiskinan.
Adapun langkah jangka
pendek yang diprioritaskan antara lain sebagai berikut:
1. Mengurangi
kesenjangan antar daerah dengan;
a. penyediaan
sarana-sarana irigasi, air bersih dan sanitasi dasar terutama daerah-daerah
langka sumber air bersih.
b. pembangunan
jalan, jembatan, dan dermaga daerah-daerah tertinggal.
c. redistribusi
sumber dana kepada daerah-daerah yang memiliki pendapatan rendah dengan
instrumen Dana Alokasi Khusus (DAK) .
2. Perluasan
kesempatan kerja dan berusaha dilakukan melalui bantuan dana stimulan untuk
modal usaha, pelatihan keterampilan kerja dan meningkatkan investasi dan
revitalisasi industri.
3. Khusus
untuk pemenuhan sarana hak dasar penduduk miskin diberikan pelayanan antara
lain:
a. pendidikan
gratis sebagai penuntasan program belajar 9 tahun termasuk tunjangan bagi murid
yang kurang mampu
b. jaminan
pemeliharaan kesehatan gratis bagi penduduk miskin di puskesmas dan rumah sakit
kelas tiga.
Di bawah ini merupakan
contoh dari upaya mengatasi kemiskinan di Indonesia.
Contoh dari upaya kemiskinan adalah di
propinsi Jawa Barat tepatnya di Bandung dengan diadakannya Bandung Peduli yang
dibentuk pada tanggal 23 – 25 Februari 1998. Bandung Peduli adalah gerakan
kemanusiaan yang memfokuskan kegiatannya pada upaya menolong orang kelaparan,
dan mengentaskan orang-orang yang berada di bawah garis kemiskinan. Dalam
melakukan kegiatan, Bandung Peduli berpegang teguh pada wawasan kemanusiaan,
tanpa mengindahkan perbedaan suku, ras, agama, kepercayaan, ataupun haluan
politik.
Oleh karena sumbangan dari para dermawan
tidak terlalu besar bila dibandingkan dengan permasalahan kelaparan dan
kemiskinan yang dihadapi, maka Bandung Peduli melakukan targetting dengan
sasaran bahwa orang yang dibantu tinggal di Kabupaten/ Kotamadya Bandung, dan
mereka yang tergolong fakir. Golongan fakir yang dimaksud adalah orang yang
miskin sekali dan paling miskin bila diukur dengan “Ekuivalen Nilai Tukar
Beras”.
E.
penanganan
masalah Kemiskinan berbasis masyarakat
1.
Tindakan
Kolektif
Tindakan kolektif adalah tindakan yang
dilakukan masyarakat secara bersama untuk memecahkan suatu masalah.
Tugas kolektif untuk memberikan akses
pada terbentuknya forum-forum masyarakat miskin yang difasilitasi oleh
pemerintah maupun lembaga swadaya masyarakat dan memberdayakan forum-forum
sejenis yang telah terbentuk. tugas tersebut tugas seluruh institusi
pemerintahan dan bukan kompartemen pemerintahan tertentu saja. Khususnya pada
tugas kolektif untuk memberikan akses pada terbentuknya forum-forum masyarakat
miskin yang difasilitasi oleh pemerintah maupun lembaga swadaya masyarakat
memberdayakan forum-forum sejenis yang
telah terbentuk. Hal itu dapat diwujudkan jika tersedia suatu fasilitas
interaksi komunikasi melalui ketersediaan forum yang memungkinkan adanya akses
bagi masyarakat miskin untuk memperoleh pembelajaran agar dapat meningkatkan
produktifitasnya sesuai dengan kondisi mereka masing-masing.( intinya agar
warga yang tidak mampu dapat terkumpul dan di ketahui agar tidak salah sasaran
antara kaya dan miskin)
2.
Tindakan
antisipatif
Di Indonesia program-program
penanggulangan kemiskinan sudah banyak pula dilaksanakan, seperti :
pengembangan desa tertinggal, perbaikan kampung, gerakan terpadu pengentasan
kemiskinan. Sekarang pemerintah menangani program tersebut secara menyeluruh,
terutama sejak krisis moneter dan ekonomi yang melanda Indonesia pada
pertengahan tahun 1997, melalui program-program Jaring Pengaman Sosial (JPS).
Dalam JPS ini masyarakat sasaran ikut terlibat dalam berbagai kegiatan. dan
akhir-akhir ini adanya jamkesmas (jaminan kesehatan masyarakat) dan askeskin
(asuransi kesehatan miskin) tapi itu semua belum menjawab masalah kemiskinan
dan belum sepenuhnya tindakan antisipatif ini berhasil.
F.
Usaha
Pemerintah dalam Mengatasi Kemiskinan dari beberapa bidang
Pemerintah sebagai pengelenggara negara
yang tugasnya untuk mensejahterakan rakyatnya sudah sepatutnya mengurus dan
mengambil solusi akibat dari kemiskinan adapun usaha usaha pemerintah dalam
mengatasi kemiskinan secara umaum adalah seperti;
1.
Di
bidang sosial
Pemerintah sudah berupaya dalam
menanngulangi kemiskinan dengan cara mengadakan Bantuan langsung
Tunai(BLT)kepada rakyat yang kurang mampu,memberikan sandang pangan,menyediakan
bahan pokok makanan yang murah bagi rakyat miskin(seperti beras
bulog),mensubsidi BBM(Pertamina),dan akhir akhir ini seperti pembagian kompor
gas untuk kalangan tidak mampu dan masih banyak lagi.
2.
Di
bidang kesehatan
Di dalam bidang kesehatan pemerintah
juga terus berupaya dalam memerangi kemiskinan dengan cara menyediakan Askes
untuk orang yang tidak mampu,mengadakan obat Generik yang harganya dapat di
jangjau oleh masyarakat kurang mampu,memberikan susu instan dan makanan untuk
anak balita yang tumbuh di bawah garis merah(kurang gizi) dan masih banyak
lagi.
3.
Di
Bidang Pendidikan
Pendidikan merupakan pilar utama dalam
membangun sebuah negara tanpa adanya pendidikan negara yang kaya akan Sumber
daya Alam pun tidak akan berkembang,karna tidak adanya pengelolanya.dari segi
pendidikan pemerintah terus memberikan bantuan baik bantuan dalam bidang
sekolah Seperti Dana BOS(bantuan Operasional Sekolah) hingga menganalokasikan
dana APBN sebesar 20% untuk dana pendidikan,walaupun dana tersebut tidak tepat
sasaran yang di akibatkan oleh adanya opnum opnum yang tidak bertanggung jawab.
G.
Penyebab
kegagalan Program Penanggulangan Kemiskinan
Pada
dasarnya ada dua faktor penting yang dapat menyebabkan kegagalan program penanggulangan
kemiskinan di Indonesia yaitu adalah:
1.
program-program penanggulangan
kemiskinan selama ini cenderung berfokus pada upaya penyaluran bantuan sosial
untuk orang miskin. Hal itu, antara lain, berupa beras untuk rakyat miskin dan
program jaring pengaman sosial (JPS) untuk orang miskin. Upaya seperti ini akan
sulit menyelesaikan persoalan kemiskinan yang ada karena sifat bantuan tidaklah
untuk pemberdayaan, bahkan dapat menimbulkan ketergantungan.
Program-program
bantuan yang berorientasi pada kedermawanan pemerintah ini justru dapat
memperburuk moral dan perilaku masyarakat miskin. Program bantuan untuk orang
miskin seharusnya lebih difokuskan untuk menumbuhkan budaya ekonomi produktif
dan mampu membebaskan ketergantungan penduduk yang bersifat permanen. Di lain
pihak,
program-program bantuan sosial ini juga
dapat menimbulkan korupsi dalam penyalurannya.Alangkah lebih baik apabila
dana-dana bantuan tersebut langsung digunakan untuk peningkatan kualitas sumber
daya manusia (SDM), seperti dibebaskannya biaya sekolah, seperti sekolah dasar
(SD) dan sekolah menengah pertama(SMP), serta dibebaskannya biaya- biaya
pengobatan di pusat kesehatan masyarakat (puskesmas).
2.
kurangnya pemahaman berbagai pihak
tentang penyebab kemiskinan itu sendiri sehingga program-program pembangunan
yang ada tidak didasarkan pada isu-isu kemiskinan, yang penyebabnya
berbeda-beda secara lokal.
H.
Tantangan
Kemiskinan di Indonesia
Masalah kemiskinan di Indonesia sarat
sekali hubungannya dengan rendahnya tingkat Sumber Daya Manusia (SDM).
dibuktikan oleh rendahnya mutu kehidupan masyarakat Indonesia meskipun kaya
akan Sumber Daya Alam (SDA). Sebagaimana yang ditunjukkan oleh rendahnya Indeks
Pembangunan Masyarakat (IPM) Indonesia pada tahun 2002 sebesar 0,692. yang
masih menempati peringkat lebih rendah dari Malaysia dan Thailand di antara
negara-negara ASEAN. Sementara, Indeks Kemiskinan Manusia (IKM) Indonesia pada
tahun yang sama sebesar 0,178. masih lebih tinggi dari Filipina dan Thailand.
Selain itu, kesenjangan gender di Indonesia masih relatif lebih besar dibanding
negara ASEAN lainnya.
Tantangan lainnya adalah kesenjangan
antara desa dan kota. Proporsi penduduk miskin di pedesaan relatif lebih tinggi
dibanding perkotaan. Data Susenas (National Social Ekonomi Survey) 2004 menunjukkan
bahwa sekitar 69,0 % penduduk Indonesia termasuk penduduk miskin yang sebagian
besar bekerja di sektor pertanian. Selain itu juga tantangan yang sangat
memilukan adalah kemiskinan di alami oleh kaum perempuan yang ditunjukkan oleh
rendahnya kualitas hidup dan peranan wanita, terjadinya tindak kekerasan
terhadap perempuan dan anak, serta masih rendahnya angka pembangunan gender
(Gender-related Development Indeks, GDI) dan angka Indeks pemberdayaan
Gender(Gender Empowerment Measurement,GEM).
Tantangan selanjutnya adalah otonomi
daerah. di mana hal ini mempunyai peran yang sangat signifikan untuk
mengentaskan atau menjerumuskan masyarakat dari kemiskinan. Sebab ketika
meningkatnya peran keikutsertaan pemerintah daerah dalam penanggulangan
kemiskinan. maka tidak mustahil dalam jangka waktu yang relatif singkat kita
akan bisa mengentaskan masyarakat dari kemiskinan pada skala nasional terutama
dalam mendekatkan pelayanan dasar bagi masyarakat.
Bila Dilihat dari tabel jumlah penduduk
miskin antara penduduk kota dan desa adalah sebagai berikut:
Tabel.1 Jumlah
perbandingan penduduk miskin antara penduduk kota dan desa
Dari diagram tersebut dapat kita ketahui
bahwa angka jumlah warga miskin ( kemiskinan ) tiap tahun berkurang ±1% dari
tahun ke tahun,hal ini di menjelaskan bahwa progrm pemerintah sudah mulai
berhasil,atau sebaliknya jumlah kemiskinan berkurang karena adanya
kematian(berkurangnya jumlah penduduk)akibat berbagai bencana(seperti
gempa,tsunami,angin topan,dll)yang akhir akhir tahun ini sering melanda negara
indonesia.
BAB
IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan
latar belakang, perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, dapat
disimpulkan sebagai berikut:
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi
kekurangan hal-hal yang biasa untuk dipunyai seperti makanan , pakaian , tempat
berlindung dan air minum, hal-hal ini berhubungan erat dengan kualitas hidup .
Kemiskinan kadang juga berarti tidak adanya akses terhadap pendidikan dan
pekerjaan yang mampu mengatasi masalah kemiskinan dan mendapatkan kehormatan
yang layak sebagai warga negara.
Masalah dasar pengentasan kemiskinan
bermula dari sikap pemaknaan kita terhadap kemiskinan. Kemiskinan adalah suatu
hal yang alami dalam kehidupan. Dalam artian bahwa semakin meningkatnya
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi maka kebutuhan pun akan semakin banyak.
Pengentasan masalah kemiskinan ini bukan hanya kewajiban dari pemerintah,
melainkan masyarakat pun harus menyadari bahwa penyakit sosial ini adalah tugas
dan tanggung jawab bersama pemerintah dan masyarakat. Ketika terjalin kerja
sama yang romantis baik dari pemerintah, nonpemerintah dan semua lini
masyarakat.
Meskipun
jumlah kemiskinan hingga tahun 2011 kian berkurang yang mana pada tahun 2007
jumlah miskin berjumlah sekitar 37.17 juta orang ,2008 sekitaar 34,96 dan hingga tahun 2011 jumlahnya mencapai 30,02 Juta
orang,kita sebagai warga negara indonesia jangan terlalu berbagga hati
dulu,nyatanya meskipun tiap tahun kemiskinan berkurang,belum tentu yang
menikmati program menanggulangi kemiskinan seperti BLT tepat sasaran masih
banyak orang yang terlantar yang sama sekali belum menyentuh bantuan
tersebut.mengurangi bukan suatu penyelesaiaan,tetapi mengatasilah yang
merupakan suatu penyelesaiannya,sebenarnya bisa saja mengurangu jumlah warga
miskin dengan cara di bunuh saja agar tidak membebani negara tanpa mengeluarkan
uang sedikitpun,tetapi itu bukan suatu cara menyelesaikan masalah tetapi
menambah masalah,jika kemiskinan di atasi dengan carayang tepat sasaran maka
insya allah warga negara indonesia akan sejahtera adil dan makmur.
B.
Saran
Dalam menghadapi kemiskinan di zaman
global diperlukan usaha-usaha yang lebih kreatif, inovatif, dan eksploratif.
Selain itu, globalisasi membuka peluang untuk meningkatkan partisipasi
masyarakat Indonesia yang unggul untuk lebih eksploratif. Di dalam menghadapi
zaman globalisasi ke depan mau tidak mau dengan meningkatkan kualitas SDM dalam
pengetahuan, wawasan, skill, mentalitas, dan moralitas yang standarnya adalah
standar global.
Sebagai masalah yang menjadi isu global
disetiap Negara berkembang, wacana kemiskinan dan pemberantasannya haruslah
menjadi agenda wajib bagi para pemerintah dan pemimpin Negara. Peran serta
pekerja sosial dalam menangani permasalahan kemiskinan sangat diperlukan,
terlebih dalam memberikan masukkan (input) dan melakukan perencanaan strategis
(strategic planning) tentang apa yang akan menjadi suatu kebijakan dari
pemerintah.
Berhubung kemiskinan adalah masalah yang
kompleks, tentu penanganannya tidak bisa distrukturkan secara tersentralisir.
Penanganan kemiskinan juga menuntut kepekaan sosiokultural. Dengan masih
besarnya tingkat kemiskinan di masyarakat maka pemerintah harus lebih tanggap
dalam mengatasi masalah ini. Karena seperti yang kita ketahui kemiskinan
merupakan salah satu penyebab ketidakmakmuran masyarakat Indonesia. Dengan
demikian kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah, harus berpihak
pada kaum miskin agar mereka tidak semakin tertindas dengan masalah kemiskinan
yang mereka hadapi. Selain itu harusnya pemerintah dapat memperbanyak
sector-sektor usaha angka pengangguran dapat ditekan karena seperti yang kita
ketahui pengangguran merupakan salah satu penyebab kemiskinan.
DAFTAR
PUSTAKA
Safrudin,2008.PersentaseKemiskinan.http//.Persentase./.kemiskinan//diindonesia//sejak//1994
//2010.Di unduh tanggal
22 Oktober 2011.samarinda.
Alians,2009.Pemerintah dan Kemiskinan.http//google//searce?//pemerintah//dan
kemiskinan//.com.Di
unduh tanggal 22 Oktober 2011 samarinda.
Santoso, Djoko. 2007. Wawasan Kebangsaan. Yogyakarta. The
Indonesian Army Press
Riyadi, Slamet dkk. 2006. Kewarganegaraan Untuk SMA/ MA. Banyumas.
CV. Cahaya
Pustaka.
Pidarta, Prof. Dr. Made. 2004. Penyakit
lama Negara. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Addiy,2010.Definisi
Kemiskinan.http//google//Definisi-kemiskinan-artikel.com.Di unduh
tanggal 22 Oktober
2011,samarinda.
Sosiologi.html.di unduh tanggal
22 Oktober 2011.samarinda
Nuwunsewu, Kak, di download bisa ngga? Soalnya, ada tugas sosiologi. kalau nyusun sendiri, buku-buku yang relevan terbatas. tolong ya kak. tadi mau di copy ternyata ngga bisa. izin ya ngga mungkin. di download piye?
ReplyDelete